bdadinfo.com

Hati-hati! Indonesia Belum Sampai Puncak Omicron BA.4 dan BA.5, Satgas IDI Desak Booster - News

Ilustrasi Varian Omicron super Asal India (RAGAM YOGYAKARTA)

HARIANHALUAN - Kasus COVID-19 di Indonesia terus melonjak. Hal ini menyusul dengan merebaknya varian baru Omicron BA.4 dan BA.5.

Meski begitu, lonjakan kasus yang menyentuh angka lebih dari seribu per hari belum mencapai puncaknya. Di mana menurut Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban saat ini tren kenaikan kasus akan terus meningkat.

Baca Juga: Ahli Sebut Gejala Baru Omicron BA.4 dan BA.5 Bikin Tidur Tak Nyenyak

“Melihat tren, kasus baru masih naik terus. Begitu juga positivity rate, saat ini di atas 18%. Tapi kita masih belum capai puncak gelombang BA.4 dan BA.5—yang saya harap tidak akan besar,” ujarnya melalui cuitan di akun Twitter pribadinya @ProfesorZubairi, dikutip dari Indozone.id, Kamis, 14 Juli 2022.

Lebih lanjut, Zubairi menjelaskan Indonesia saat ini belum sampai pada puncak gelombang kasus Omicron BA.4 dan BA.5 sebab positivity rate orang mingguan RI baru mencapai 4,82 persen dan positivity rate tes PCR tembus 17,10 persen.

Baca Juga: Virus Omicron BA.4 dan BA.5 Lebih Menular, Dokter Paru: Masa Inkubasi 1-3 Hari

Sementara Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan ambang batas positivity rate sebesar 5 persen.

Zubairi juga menyoroti jumlah penambahan kasus virus corona harian di Indonesia yang kembali menunjukkan tren peningkatan dengan 3.822 kasus yang dilaporkan pada Rabu, 13 Juli 2022.

Peningkatan tersebut sangat signifikan sehingga masyarakat perlu kembali waspada.

“Ada peningkatan signifikan dalam jumlah kasus baru belakangan ini. Terbaru adalah 3.822 kasus, dengan 12 kematian—yang merupakan laporan nyata, bukan hanya sekadar angka. Artinya tiap hari masih ada keluarga yang kehilangan orang tua, anak, atau pasangan hidup. Tetaplah waspada,” sambungnya.

Selain itu, jumlah kasus warga yang terinfeksi virus corona di Indonesia juga terpantau mengalami peningkatan dalam 2-3 pekan terakhir.

Kenaikan selama tujuh hari belakangan bahkan terhitung 32,84 persen lebih tinggi dibandingkan pekan sebelumnya.

Perkembangan jumlah kasus kematian mingguan warga akibat COVID-19 juga menunjukkan tren kenaikan meski tidak signifikan.

Selama periode 29 Juni-5 Juli, kasus kematian COVID-19 berjumlah 38 kasus. Jumlah itu lebih rendah dibandingkan data kematian sepekan terakhir yang mencatatkan 40 kasus kematian.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat