bdadinfo.com

Pernah Kamu Membenarkan Tindakan dengan Alasan Self-Love? Perhatikan Tujuan Hidupmu Agar Self-Love Tak Berujung pada Self-Sabotages - News

Ilustrasi - Self-Love bukan Self-Sabotages.

- Mencintai diri sendiri tidak sama dengan mementingkan diri sendiri, melainkan suatu kebaikan terhadap orang lain.

Self love yang berlebihan bisa berujung pada self-sabotages, melansir dari laman Positive Psychology, self-sabotages merupakan suatu tindakan secara sadar dilakukan yang tidak bersifat merusak diri, secara fisik ataupun mental.

Contoh sabotase diri sendiri secara sadar yaitu memutuskan untuk makan makanan yang tidak sehat, walaupun tujuan utamanya ialah ingin menerapkan pola hidup sehat.

Baca Juga: Sumatera Utara dan Aceh Kalang Kabut! PON 2024 di Depan Mata, PR Renovasi 12 Venue di Aceh Kian Tersengal-sengal Berkejaran dengan Target Penyelesaian

Sabotase diri yang tidak disadari terjadi ketika apa yang dilaukan tidak lagi sesuai dengan tujuan ataupun nilai pribadi diri kita, seperti belanja barang yang tidak dibutuhkan dengan alasan apresiasi diri yang sudah bekerja keras.

Ketika kita mampu mencintai diri sendiri, orang lain tidak akan repot berurusan dengan masalah di diri kita yang belum terselesaikan. Ia tidak akan memiliki ekspetasi berlebih kepada orang lain, karena dia sudah cukup dengan dirinya.

Ia juga tidak akan memaksa orang lain untuk tetap bersamanya, sebab bukan pada orang lain dia letakkan kebahagiaanya. Melainkan pada dirinya sendiri, orang lain hanya sebagai pelengkap bukan pengisi kekosongan.

Baca Juga: Bikin Pangling, Wajah Baru Mahalini dan Rizky Febian Usai Diduga Operasi Hidung Jadi Sorotan, Netizen: Tidak Bersyukur!

Orang lain hanya menemaninya bertumbuh, tidak untuk dikte segala langkah dan keputusan. Orang lain boleh pergi dari kehidupannya namun ia tidak boleh kehilangan dirinya.

Lifegoals akan memberikan batasan antara mencintai diri sendiri atau kasihani diri sendiri, sehingga kita sering kali terjebak dan salah artikan self-love.

Self-love bukan menjadikan diri kita apa adanya, tapi menjadi versi terbaik dari diri kita sebelumnya. Itulah yang mendatangkan kebahagiaan dan kepuasan, berawal dari penerimaan dan kemudian berubah dan terus bertumbuh.

Itulah yang mendatangkan kebahagiaan dan kepuasan, kita tau kita mampu dan berhasil melebihi apa yang kita pikirkan selama ini.

Dr. Judy Ho, penulis Stop Selft-Sabotages (2019) menjelaskan bahwa sabotase diri terjadi ketika keinginan untuk mengurangi ancaman melebihi dorongan untuk menggapai tujuan.

Banyak distraksi di sekitar yang sangat berkontribusi membelokkan tujuan awal kita. Distraksi tersebut memberikan kesenangan sesaat yang membuat kita lupa tujuan awal.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat