- Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dikabarkan tewas bersama pengawalnya dalam sebuah serangan saat dirinya berada di Teheran, Iran pada Rabu (31/7) waktu setempat.
Kabar tewasnya pria yang lahir para tahun 1963 tersebut, telah dikonfirmasi oleh Kelompok Paramiliter Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) dan kelompok Hamas sendiri.
Dilansir Reuters, belum ada pihak yang menyampaikan pertanggungjawaban atas terbunuhnya Haniyeh. IRGC pun tidak memberikan keterangan secara rinci tentang bagaimana Haniyeh dibunuh.
Baca Juga: Pj Sekda Padang Hadiri HLM TPID, Segera Siapkan Langkah Konkrit Pengendalian Inflasi
Walaupun demikian, kelompok Hamas telah mengeluarkan pernyataan terkait tewasnya sang pemimpin. Hamas menyampaikan rasa duka cita dan menyebut Haniyeh dibunuh dalam sebuah "serangan zionis yang berbahaya di kediamannya di Teheran."
“Pada pagi hari ini, kediaman Ismail Haniyeh di Teheran diserang, mengakibatkan dia dan salah satu pengawalnya mati syahid. Penyebabnya sedang diselidiki dan akan segera diumumkan,” kata IRGC.
Kecurigaan Hamas terhadap Israel yang diduga membunuh Haniyeh muncul karena sempat diketahui Israel bersumpah akan membunuh Haniyeh dan pemimpin Hamas lainnya sebagaimana dilaporkan oleh The Associated Press.
Baca Juga: TP-PKK Kota Padang Bertabur Prestasi, Pj Wako: Kado Manis di Hari Jadi Kota Padang ke-355 !
Stasiun televisi pemerintah Iran turut melaporkan tewasnya Haniyeh para Rabu pagi waktu setempat dan mengundang reaksi para pakar yang dengan cepat menyalahkan Israel atas kejadian ini.
Dalam sebuah laporan, Haniyeh sempat bertemu dengan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan Pezeshkian di Teheran sebelum dikabarkan tewas, yaitu pada Selasa (30/7).
Pertemuan tersebut diadakan sebelum upacara pelantikan Pezeshkian sebagai Presiden Iran. Haniyeh hadir sebagai perwakilan Hamas yang menerima dukungan dari Iran, yang secara terbuka disampaikan oleh Pezeshkian bahwa Iran memberikan dukungan berupa logistik, keuangan, dan pelantikan kepada militer Hamas.
“Kami yakin bahwa perlawanan rakyat Palestina dan para pejuangnya akan mengarah pada kemenangan dan pembebasan tanah Palestina.,” kata Pezeshkian kepada Haniyeh, dikutip dari Iran International, Selasa(30/7).
Dikutip dari Al Jazeera, Israel dituding sebagai dalang dari kematian Haniyeh di Iran. Meski demikian, Israel belum memberi komentar atas tudingan tersebut.
Sebagai informasi, Haniyeh mulai bergabung dengan kelompok Hamas ketika dirinya masih mengenyam pendidikan di Universitas Islam Gaza para tahun 1987.
Haniyeh juga sempat menjadi partisipan dalam aksi protes Intifada Pertama dan pernah dihukum penjara oleh pengadilan militer Israel.