- Berdasarkan data Empat ratus lima puluh warga negara Indonesia (WNI) yang sudah puluhan tahun tinggal di Arab Saudi pulang ke kampung halamannya.
Memang diketahui, sebagian besar dari mereka berasal dari Jawa Timur dan sudah banyak yang menikah dengan penduduk setempat atau sesama pekerja ilegal dari negara lain.
Baca Juga: TKW Cantik Indonesia Banyak yang Pulang Kampung Bawa Anak Haram Tanpa Seorang Ayah
Kedatangan para WNI tersebut di Bandara Soekarno Hatta menyaksikan, dari kelompok penumpang anak-anak, banyak sekali yang berparas wajah timur tengah.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI), Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, pemerintah mengambil inisiatif untuk memulangkan WNI di luar negeri yang rentan serangan penyakit seperti orang lanjut usia (lansia), perempuan, dan anak-anak.
Hal tersebut diakui untuk menghindari risiko akibat kegiatan deportasi, seperti yang dilakukan secara rutin Pemerintah Arab Saudi.
“Sebab, WNI undocumented tak bisa mendapatkan hak-hak layak di negara orang. Mulai dari aspek kesehatan sampai penegakan hukum,” ungkap Iqbal, di Common-Use Lounge TKI Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tanggerang.
Untuk mengajak pulang, pemerintah sengaja mengundang TKI ilegal di sekitar kota Jeddah yang biasanya masuk ke Arab Saudi dengan visa umroh. Kebanyakan dari mereka memang sudah tinggal di dekat kota Mekkah lebih dari sepuluh tahun.
Modus ini diakui cukup banyak terjadi karena jaringan orang Indonesia di Arab yang cukup kuat.
“Sebagian besar WNI yang masuk dengan visa umrah berasal dari Jawa Timur. Dari kloter pertama pemulangan sebanyak 354 orang, peserta yang berasal dari Jawa Timur 194 orang,” ungkapnya.
Matraji bin Marli, 40, mengaku tinggal di wilayah Mekkah setelah melakukan umrah 10 tahun yang lalu. Niat awal untuk beribadah itu berubah ketika temannya yang menjadi guide jamaah haji dan umrah meminta bantuan.
”Lumayan lah. Untuk tur sejarah arab, saya dapat 250 riyal per kelompok. Kalau dorong jamaah yang pakai kursi roda, saya dapat 300 real per orang. Jadi satu hari saya bisa dapat seribu riyal. Itu sama dengan biaya hidup saya sebulan. Kontrak rumah saya saja 4 ribu riyal,” ungkapnya.