- Teks Khutbah Jumat 18 Agustus 2024: Anjuran Mengendalikan Rasa Marah di mana sudah menjadi tabiat manusia memiliki sifat marah, untuk itu Islam memerintahkan umatnya agar dapat mengendalikan diri dan menahan rasa marah.
Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Bahasa Jawa 18 Oktober 2024: Aja Seneng Ngumbar Aib
Al-Quran selalu menganjurkan untuk menjadi pribadi yang pemaaf dan melupakan kesalahan. Selanjutnya keluarga sebagai organisasi terkecil dalam masyarakat mesti memiliki modal akhlak sebagai pemaaf.
Hal ini membawa pengaruh kepada terwujudnya hubungan lintas masyarakat yang baik. Naskah khutbah Jumat berikut ini dengan judul: “Khutbah Jumat: Anjuran Mengendalikan Rasa Marah”
Baca Juga: Khutbah Jumat 18 Oktober 2024: Mari Bantu Siapa pun yang Membutuhkan!
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ، أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَام، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ، اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى مَا هَدَاكُمْ لِلإِسْلاَمِ، وَأَوْلاَكُمْ مِنَ الْفَضْلِ وَالإِنْعَامِ، وَجَعَلَكُمْ مِنْ أُمَّةِ ذَوِى اْلأَرْحَامِ. قَالَ تَعَالَى خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجٰهِلِيْنَ
muslimin rahimakumullah,
Segala puji dan syukur kita persembahkan kepada Allah Swt atas segala karunia dan rahmatnya yang senantiasa diberikan kepada hamba-hambanya.
Shalawat dan salam kita haturkan kepada Baginda Rasulullah Saw, sumber keteladanan dan manusia yang paling mulia di muka bumi ini.
Menahan marah adalah ibadah mulia yang dianjurkan. Dengan menahan rasa marah maka suasana bermuamalah di tengah keluarga dan masyarakat akan menjadi terkendali dan mendapatkan kenyamanan.
Habib Umar bin Hafidz dalam kitab Qabsun Nurul Mubin min Ihya Ulumuddin, halaman 114 menyebutkan cara mengobati rasa marah, di antaranya:
أَنْ يُخَوِّفَ نَفْسَهُ بِعِقَابِ اللَّهِ، وَيَقُولُ قُدْرَةُ اللَّهِ عَلَى أَعْظَمَ مِنْ قُدْرَتِي عَلَى هَذَا الْإِنْسَانِ
Artinya: “Hendaknya seseorang takut pada siksa Allah dan mengatakan bahwa kekuasaan Allah lebih besar dari kekuasaanku terhadap orang ini.”
Selanjutnya memadamkan kemarahan dapat dilakukan dengan bewudhu, cara ini dinilai sangat ampuh untuk menurunkan tensi tinggi yang disebabkan oleh amarah. Rasulullah Saw bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Dawud:
إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ
Artinya: “Sesungguhnya marah itu dari setan dan sesungguhnya setan itu diciptakan dari api, sementara api bisa dipadamkan oleh air. Karena itu, jika salah seorang di antara kalian sedang marah, hendaklah dia berwudhu.”