- Pasca pelarangan dai kondang Ustad Abdul Somad (UAS) oleh MUI kota Payakumbuh membuat sosok ulama kondang yang satu ini dianggap sikaleng-kaleng. Namun, di negeri tetangga dirinya diperlakukan bak raja.
Sebelumnya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Payakumbuh, H. Erman Ali, memberikan klarifikasi terkait penolakan Ustad Abdul Somad (UAS) untuk berceramah dalam acara tabligh akbar di Payakumbuh, Sumatera Barat.
Dalam pernyataannya, Erman menegaskan bahwa MUI sebenarnya tidak menolak kehadiran UAS.
Namun, izin tidak diberikan setelah ditemukan adanya indikasi politik praktis dalam acara tersebut.
Baca Juga: Ustad Abdul Somad Ditolak Ceramah di Sumbar! MUI Kota Payakumbuh: Kami melarang hal-hal seperti itu!
"Sebenarnya, MUI tidak menolak ceramah UAS di Payakumbuh. Namun, karena ada unsur politik praktis, izin tidak dikeluarkan," ujar Erman melalui akun TikTok @matarakyatsumbar.id.
Lebih lanjut, Erman menjelaskan bahwa dalam Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) MUI, diputuskan bahwa penceramah dari dalam maupun luar Payakumbuh tidak boleh menyampaikan dakwah yang mengandung unsur politik praktis.
"Kami melarang hal-hal seperti itu," tegasnya.
Erman juga menekankan bahwa MUI Payakumbuh tidak menolak acara tabligh akbarnya, melainkan unsur politik praktis yang ada di dalamnya.
Ia berharap masyarakat memahami keputusan ini agar tidak terjadi perpecahan di Kota Payakumbuh.
"Kami tidak melarang UAS untuk berceramah. Yang perlu dipahami, larangan ini bukan untuk tabligh akbarnya, tapi karena ada dukungan terhadap salah satu calon dari beberapa calon di Payakumbuh," pungkasnya.
Penceramah kondang Ustadz Abdul Somad atau akrab disapa UAS, dianugerahi gelar profesor tamu (visitor profesor).