KPUD Kota Padang telah menggelar debat perdana Pilkada Kota Padang Sabtu, 26 Oktober 2024. Tiga pasangan calon walikota dan wakil walikota Padang 2024-2029, masing-masing nomor urut satu Fadly Amran dan Amasrul, didukung partai Nasdem, Golkar, PKB, PDI-P, PPP. Dan Partai Ummat.
Oleh: Sumartono, Dosen Komunikasi UNES
Pasangan nomor urut dua M. Iqbal dan Amasrul, diusung partai PKS dan Partai Demokrat. Sedangkan pasangan nomor urut tiga Hendri Septa dan Hidayat, diendorse PAN dan partai Gerindra. Debat ini menjadi ajang bagi para kandidat untuk memaparkan visi dan misi mereka dalam upaya meningkatkan kualitas pembangunan di Kota Padang, serta menghadapi isu-isu penting yang dihadapi oleh warga kota. Debat ini juga menjadi kesempatan bagi para kandidat untuk merinci program-program pembangunan dan solusi terhadap isu-isu utama yang dihadapi Kota Padang, seperti peningkatan layanan publik, pembangunan infrastruktur, dan pengentasan masalah sosial-ekonomi warga kota.
Secara umum debat perdana Pilkada Kota Padang dapat disebutkan sebagai sebuah tontonan yang Sehat. Sehat karena semua pasangan calon berusaha memaparkan visi-misi dan program tanpa terperangkap dalam kampanye hitam (black campaign). Klaim keberhasilan dan tagline perubahan seperti sahut menyahut menggema di antara segmen 2 sampai segmen 5. Kampanye negative (negative campaign) menjadi bumbu penyedap debat yang kerap terjadi terutama antara pasangan nomor urut dua dan paslon nomor tiga. Di Debat pertama, pasangan nomor urut satu kurang terlihat melakukan “serangan”. Bahkan saat pasangan nomor urut tiga melakukan “serangan” ke pasangan nomor urut 1 tidak terlihat serangan balik dari pasangan nomor urut satu.
Debat perdana Pilkada Kota Padang dapat disebutkan sebagai sebuah tontonan SEHAT. Sebutan SEHAT merujuk pada akronim Sosialisasi, Edukasi, Hiburan, dan Tangkis. Sebutan SEHAT ini menunjukkan pendekatan yang diharapkan dalam menciptakan debat politik yang informatif, mengedukasi, dan memberikan nilai positif kepada masyarakat. Berikut ini adalah penjabaran dan analisis dari masing-masing elemen dalam akronim tersebut:
1. Sosialisasi: Dalam konteks debat pilkada, sosialisasi merujuk pada upaya kandidat untuk memperkenalkan program, visi, dan misi mereka kepada masyarakat luas. Elemen sosialisasi ini berperan penting agar masyarakat memahami profil dan pandangan calon pemimpin serta prioritas yang mereka usung. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran politik dan membantu masyarakat dalam membuat keputusan yang lebih bijak saat pemilihan.
2. Edukasi: Aspek edukasi dalam debat memberikan kesempatan kepada kandidat untuk menjelaskan isu-isu utama yang sedang dihadapi daerah tersebut, misalnya dalam bidang ekonomi, kesehatan, atau infrastruktur. Melalui debat yang edukatif, masyarakat dapat lebih memahami persoalan aktual dan solusi yang diusulkan. Edukasi ini dapat memperkaya wawasan masyarakat tentang tantangan yang mungkin dihadapi dan pendekatan apa yang perlu dilakukan untuk menyelesaikannya.
3. Hiburan: Elemen hiburan dalam debat bertujuan untuk menjaga keterlibatan audiens sehingga debat tidak membosankan dan dapat menarik perhatian masyarakat luas, khususnya generasi muda. Hiburan di sini bisa berupa format debat yang lebih interaktif atau gaya penyampaian kandidat yang kreatif. Ini juga bisa menjaga suasana debat tetap hangat tanpa menurunkan keseriusan atau mengurangi kedalaman konten yang disampaikan.
4. Tangkis: Elemen tangkis merujuk pada kemampuan kandidat untuk menghadapi kritik, menjawab pertanyaan sulit, atau membela program mereka dari serangan lawan debat secara profesional dan logis. Bagian ini penting karena menunjukkan kemampuan kandidat dalam berpikir kritis dan menyampaikan argumen yang tangguh. Tangkis yang sehat juga melatih masyarakat dalam menyikapi kritik secara bijaksana dan menghindari emosi yang berlebihan.
Pada akhir segmen, ketika masing-masing pasangan memberi kalimat penutup (closing statement) ini menjadi penampilan pamungkas. Secara gamblang masing-masing paslon mampu memberikan kalimat penutup yang seirama yakni mengajak warga kota untuk memilih masing-masing paslon. Meski demikian di segmen penutup (segmen enam) kredit point tertuju pada pasangan nomor tiga. Pasangan nomor tiga berhasil memanfaatkan kesempatan ini secara maksimal dengan tiga strategi utama, 1).Struktur Kalimat yang Tertata: Penyusunan kalimat yang rapi dan jelas memberikan kesan kesiapan dan profesionalisme dari pasangan nomor tiga. Mereka mampu menyampaikan pesan dengan runut, yang memperlihatkan keahlian dalam menyusun argumen serta ketajaman dalam komunikasi publik. Struktur yang baik membuat pesan lebih mudah diterima oleh audiens, membantu mereka memahami inti dari visi dan misi paslon dengan lebih jelas. 2). Gimmick yang Relevan: Pasangan nomor tiga juga menggunakan gimmick yang sesuai konteks sebagai bagian dari closing statement mereka. Gimmick ini berfungsi untuk menambah daya tarik dan membuat pernyataan penutup mereka lebih membekas di benak audiens. Dalam debat politik, gimmick yang efektif bisa membuat pesan lebih menonjol dan membantu calon meninggalkan kesan kuat pada pemilih, selama tetap relevan dan tidak berlebihan. 3). Interaksi dengan Audiens: berinteraksi langsung dengan audiens adalah strategi yang menunjukkan rasa percaya diri serta kesan dekat dengan masyarakat. Paslon nomor tiga berhasil melibatkan audiens, yang mengundang keterlibatan emosional dan meningkatkan daya tarik mereka. Interaksi ini juga memperlihatkan kemampuan paslon untuk tampil responsif dan adaptif dalam situasi publik. ***