- Aktivitas vulkanik Gunung Marapi di Sumatera Barat menunjukkan peningkatan status dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) pada Rabu, 6 November 2024, pukul 15.00 WIB.
Peningkatan status ini memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama warga Nagari Bukik Batabuah, Kabupaten Agam, yang mulai mencemaskan keamanan lingkungan sekitar.
Wali Nagari Bukik Batabuah, Firdaus, mengungkapkan bahwa perubahan perilaku satwa liar menjadi salah satu indikasi adanya ancaman dari aktivitas gunung.
Firdaus mengingat kembali insiden yang terjadi pada 3 Desember 2023, di mana hewan-hewan dari hutan, seperti beruang madu dan simpai, turun ke pemukiman warga sebelum letusan terjadi.
Baca Juga: Jelang Hari Pahlawan, Srikandi PLN Kunjungi Lokasi Pengolahan Sampah MinaGot Sumbar
“Sebenarnya yang menjadi kecemasan bagi kami warga Bukik Batabuah, kalau kita flashback ke belakang, kejadian tanggal 3 Desember 2023, sebelum itu juga kejadian yang sama, hewan-hewan di hutan itu turun, seperti beruang madu dan simpai itu keluar ke pemukiman warga,” jelas Firdaus pada Kamis, 7 November 2024.
Dia menambahkan bahwa kejadian serupa kembali terulang hari ini, di mana hewan-hewan dari kawasan hutan kembali memasuki area pemukiman.
Fenomena ini, menurut Firdaus, menjadi tanda peringatan bagi masyarakat setempat terkait kondisi Gunung Marapi yang tidak stabil.
“Hari ini juga terjadi, sebenarnya menjadi tanda-tanda bagi kami, ketika hewan-hewan yang ada di hutan sudah mulai ke pemukiman warga, berarti gunung sedang tidak aman-aman saja,” ungkapnya.
Baca Juga: Jelang Hari Pahlawan, PLN Bantu Pahlawan Sampah MinaGot Sumbar
Pemerintah setempat menghimbau warga di sekitar Gunung Marapi untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.
Dengan status Siaga, potensi letusan gunung dapat terjadi sewaktu-waktu, sehingga masyarakat diminta untuk siap menghadapi segala kemungkinan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam terus memantau situasi dan telah meningkatkan kesiapan evakuasi bagi warga yang berada di zona rawan bencana.
Peningkatan status gunung juga menjadi perhatian bagi instansi terkait untuk segera mengambil langkah preventif demi melindungi keselamatan warga.