– Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sudah dimulai sejak tahun 2015 silam.
Hingga kini di 2024 pembangunannya terus dikebut demi merampungkan sejumlah ruas yang masih dalam tahap konstruksi dan sudah dekat dengan target penyelesaian.
Kendati terus diupayakan, JTTS menjadi mega proyek yang tak hanya asal dibangun melainkan memperhatikan tiap aspek penting seperti aspek lingkungan, sosial, ekonomi dan lainnya.
Hal ini dimaksudkan agar dalam masa pembangunannya tidak ada pihak-pihak yang menerima dampak negatif atau mendapat kerugian dari kehadiran jalan tol yang dimaksudkan untuk mendorong ekonomi di provinsi-provinsi Pulau Sumatera.
Jalan tol ini rencananya akan menghubungkan Lampung dan Aceh melalui 24 ruas jalan berbeda.
Dengan panjang keseluruhannya mencapai 2.704 km jika semua ruas tahap konstruksinya sudah rampung dan beroperasi.
PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) dalam pembangunannya menerapkan konsep infrastruktur berkelanjutan.
Yakni dengan mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap sejumlah aspek.
Di antaranya meliputi lingkungan, sosial, dan ekonomi atau biasa dikenal dengan konsep Environmental, Social, and Governance (ESG).
Pertimbangan dampak jangka panjang ini dimulai dari perencanaan pembangunan infrastruktur jalan tol.
Hutama Karya konsisten membuat kajian lingkungan yang membahas terkait dampak lingkungan yang muncul pada saat pembangunan jalan tol.