bdadinfo.com

Dibangun dari Hasil Rampasan Perang, Jembatan Bersejarah Jadi Terpanjang di Sumsel Satukan Dua Daratan di Kota Palembang Seberang Ulu dan Seberang - News

Pembangunannya dilakukan pada 1962 dan berhasil menyimpan sejarah yang panjang. Sebanyak 4,5 juta Dolar dari hasil perampasan perang setelah mengalahkan Jepang digunakan untuk membangun jembatan ini.

- Siapa yang tidak mengenal icon kota Palembang Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat) adalah sebuah jembatan di Kota Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia.

Jembatan Ampera, yang telah menjadi semacam lambang kota, terletak di tengah-tengah Kota Palembang, menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi. Jembatan Ampera merupakan ikon Kota Palembang yang paling terkenal.

Panjang Jembatan Ampera 1.117 m, lebar 22 m (bagian tengah 71,90 m, berat 944 ton dan dilengkapi pembandul seberat 500 ton), semua bagian tengah bisa diangkat agar kapal-kapal besar bisa lewat namun sejak tahun 1970 bagian tengah sudah tidak dapat diangkat lagi.

Bandul pemberatnya pada tahun 1990 dibongkar karena dikhawatirkan dapat membahayakan. Tinggi jembatan ini 11,5 m dari atas permukaan air, tinggi menara 63 m dari permukaan tanah dan jarak antara menara 75 m.

Infrastruktur jembatan terpanjang ini dilakukan di masa Indonesia baru lepas dari penjajahan tepatnya dibawah tahun 1970-an.

Infrastruktur ini berlokasi spesifik di Kota Palembang untuk menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Ilir Kota Palembang yang terpisah oleh Sungai Musi.

Pembangunannya dilakukan pada 1962 dan berhasil menyimpan sejarah yang panjang.

Sebanyak 4,5 juta Dolar dari hasil perampasan perang setelah mengalahkan Jepang digunakan untuk membangun jembatan ini.

Jembatan ini membentang sepanjang 1.117 meter, dengan lebar 22 meter, serta tinggi 11,5 meter di atas permukaan air.


Infrastruktur ini dilengkapi dengan menara setinggi 63 meter di atas permukaan tanah.

Letak sebaran kaki-kakinya berada di kawasan 7 Ulu dan 16 Ilir sehingga jembatannya terletak di tengah kota.

Jembatan ini memiliki bobot keseluruhan sebesar 944 ton dengan bandul 500 ton namun harus dilepas pada 1990.

Saat pertama rampung, jembatan ini sempat akan dinamai Jembatan Soekarno untuk menghormati jasa besar Soekarno dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Namun usulan itu ditolak mentah-mentah oleh Soekarno karena ia tak ingin menimbulkan tendensi dari pihak lainnya.

Setelah perundingan dilakukan kembali, akhirnya terpilih nama Amanat Penderitaan Rakyat atau yang disingkat menjadi Ampera.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat