bdadinfo.com

Diam-diam Gus Dur Taklukan Hantu Istana yang Bikin Ciut Nyali Soeharto - News

Kisah Gus Dur di Istana Merdeka, Jakarta ( Het paleis van de Gouverneur-Generaal in Batavia; zijde Koningsplein)

- Selain dikenal dengan sikapnya yang humoris, almarhum KH Abdurrahman Wahid atau yang populer disapa Gus Dur juga disebut-sebut punya kemampuan di luar nalar manusia pada umumnya loh.

Nah, salah satunya yang cukup santer adalah rumor yang menyebut Gus Dur sempat bernegosiasi dengan hantu Istana Merdeka, Jakarta.

Kabarnya, kisah itu terjadi selang beberapa hari Gus Dur diangkat sebagai Presiden ke empat RI.

Baca Juga: Heboh Presiden Jokowi Turun ke Depok, Warganet: Sinyal Kaesang di Pilkada Makin Terang

Kala itu, sehari setelah mengumumkan susunan kabinetnya, Gus Dur dikabarkan sempat kembali ke rumahnya di Jalan Warung Silah, Ciganjur, Jakarta Selatan, pada Oktober 1999.

Ia menumpangi kendaraan kepresidenan jenis Marcedes berlapis baja lengkap dengan pengawalan ketat.

Setibanya di sana Gus Dur dan istri disambut warga dengan iringan salawat. Dalam kesempatan itu pula ia menyampaikan, keinginannya untuk tinggal di Istana Merdeka Jakarta, bersama keluarga.

Gus Dur berjanji, sebulan sekali akan kembali ke Ciganjur untuk salat Jumat dan menyapa warga. Bahkan rumahnya jadikan tempat pertemuan informal dengan orang di luar lingkungan istana.

Baca Juga: Ketika Gus Dur Bikin Raja Arab dan Pentolan Kuba Sakit Perut Gegara Presiden Gila

Mendengar keputusan sang presiden, sontak saja para punggawa Istana Merdeka langsung melakukan berbagai persiapan.

Maklum saja, sebab Istana Merdeka sudah lama tak ditempati sejak zaman Presiden Soekarno.

Kabarnya, Presiden Soeharto tidak pernah menginap di Istana Merdeka.

Sesekali penguasa Orde Baru ituhanya menghabiskan sebagian malam pada hari Raya Kemerdekaan RI, 17 Agustus, karena tidak betah dan takut pada hantu penghuni Istana Merdeka.

“Biasanya Soeharto menghabiskan sebagian malam Hari Kemerdekaan 17 Agustus di Istana, tetapi jelas ia tidak betah tinggal di sini dan takut akan hantu-hantunya, baik arti sebenarnya maupun kiasan,” sebut Greg Barton, dalam Gus Dur: The Authorized Biography of Abdurrahman Wahid. Buku ini telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan judul Biografi Gus Dur dan dikutip .

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat