bdadinfo.com

Polisi akan Usut Pria yang Viral Minta Menag Hapus 300 Ayat Alquran - News

Saifuddin Ibrahim yang meminta Menag Yaqut Cholil Qoumas untuk menghapus 300 ayat Al-Quran

News- Viralnya video di media sosial (Medsos) dari seorang mengaku pendeta bernama Saifuddin Ibrahim yang meminta Menag Yaqut Cholil Qoumas untuk menghapus 300 ayat Al-Quran.

Terkait hal tersebut, Polri menegaskan bakal melakukan pendalaman akan pernyataan tersebut.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengungkapkan, Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri akan melakukan pemeriksaan terhadap dengan kemunculan video pria tersebut.

Baca Juga: Diduga Lakukan Tindak Pidana Pajak, Bendahara KUD JMJ Muara Bungo Ditahan

"Polri khususnya Dit Siber Bareskrim akan mendalami isi konten video tersebut," kata Dedi yang dikutip dari Okezone.com, Rabu (16/3).

Selain itu, Menko Polhukam Mahfud MD turut buka suara terhadap pernyataan pria yang mengaku pendeta, Saifuddin Ibrahim meminta kepada Menteri Agama agar 300 ayat di Alquran dihapus bikin gaduh. Pihaknya pun meminta kepolisian turun tangan.

"Waduh (pernyataan Saifuddin) itu bikin gaduh, bikin banyak orang marah. Oleh sebab itu, saya minta kepolisian segera menyelidiki itu," ujar Mahfud.

Mahfud meminta pihak kepolisian juga menutup akun YouTube pribadi dari Saifuddin. Pasalnya, akun tersebut dijadikan medium untuk menyebarkan konten-konten bernada SARA dan provokatif.

Baca Juga: Harga Minyak Goreng Diperkirakan akan Normal Menjelang Ramadhan

"Kalau bisa segera ditutup akunnya. Karena kabarnya belum ditutup sampai sekarang. Jadi itu meresahkan dan provokasi untuk mengadu domba umat," katanya.

Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan seorang pria meminta menteri agama menghapus 300 ayat Al-Qur'an viral di media sosial (medsos). Polisi tengah mendalami video viral tersebut.

Dalam video tersebut, terlihat seorang pria mengenakan kaus hitam sedang berbicara tentang terorisme dan radikalisme.

Ia menyampaikan, supaya menteri agama mengatur kembali kurikulum di pondok pesantren (ponpes).

"Karena sumber kekacauan itu adalah dari kurikulum yang tidak benar bahkan kurikulum-kurikulum di pesantren, Pak, jangan takut untuk dirombak. Bapak periksa, ganti guru-gurunya, yang karena pesantren itu melahirkan kaum radikal semua," kata pria tersebut dalam video.

Baca Juga: Cak Imin Kukuh Usulkan Tunda Pemilu: Terus Lobi Partai Lain

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat