- Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) Provinsi Sumbar yang terdiri dari Politeknik Negeri Padang (PNP), Universitas Negeri Padang (UNP), dan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh digelar di Hotel Mercure pada Kamis, 24 Oktober 2024.
Kegiatan Program Fasilitasi Kemitraan bertajuk "Internalisasi Strategi Pengembangan Inovasi dan Kemitraan Berbasis Potensi Daerah Provinsi Sumatera Barat".
Program itu didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) periode 2023-2024 sebagai upaya mewujudkan keselarasan melalui kemitraan yang sinergis.
Baca Juga: Wisuda ke-68, Ini Pesan Direktur Politeknik Negeri Padang Agar Lulusan Siap Terjun di Industri
Direktur PNP, Surfa Yondri mengatakan, program kemitraan ini merupakan tahap akhir. Bahwa tiga perguruan tinggi ini melakukan kemitraan dari tahun 2023 sampai 2024.
"Artinya policy paper itu adalah pembangunan perekonomian Sumatera Barat berbasis pariwisata dan sektor pendukungnya kearifan lokal dengan landasan Adat Basandi Syara' Syara' Basandi Kitabullah," katanya disela-sela acara Konsorsium itu.
Maka dari itu, Surfa Yondri berharap dari hasil Konsorsium itu ada action. Karena, dari rumusan hasilnya bisa disampaikan kepada Pemerintah Daerah dari 2023-2024.
Baca Juga: Tingkatkan Kompetensi Asesor, LSP Politeknik Negeri Padang Laksanakan RCC dan Pelatihan ASKOM
"Kita harapan masukan dari Pemerintah Daerah dalam rangka mereka untuk mengambil kebijakan," katanya.
Surfa Yondri menyebutkan, dengan adanya Konsorsium ini bisa memberikan kontribusi baik berupa riset terapan, hingga pengabdian masyarakat yang bisa mensupport pontensi daerah.
"Misalkan pariwisata, bagaimana melakukan pelayanan pariwisata, infrastruktur pariwisata, atau program-program yang bisa mendukung pariwisata tersebut," imbuhnya.
Oleh karena itu, Surfa Yondri juga berharap pada konsorsium ini ada kerjasama riset untuk mendukung policy paper yang sudah dihasilkan.
"Dari hasil riset itu pastinya nanti ada kontribusi. Misalkan sebuah pariwisata, bagaimana maping dari pariwisata itu, produk support pariwisata. Bisa dikelola dalam bentuk pelatihan," katanya.
Karena, menurut Surfa Yondri, masing-masing daerah memiliki potensi yang berbeda sehingga perlu melakukan riset terlebih dahulu.