bdadinfo.com

Hukum Fisika yang Diterapkan dalam Olahraga Bela Diri - News

Ilustrasi Pencak Silat

Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti sering kali melihat adanya tabrakan, seperti yang terjadi dalam olahraga sepakbola dan tinju, serta pada mobil. Gaya yang bekerja selama tabrakan itu pun umumnya sulit ditentukan.

Meski begitu, ada keterlibatan momentum ketika timbul tabrakan atau tumbukan antara dua benda. Sebab, total momentum selalu tetap meski momentum tiap benda berubah. 

Momentum ini berkaitan dengan ilmu fisika yang juga membahas tentang pusat gravitasi dan torsi. Harapannya, ilmu fisika tersebut bisa membantu keselamatan manusia ketika berolahraga. Individu yang berolahraga pun bisa lebih memahami alat-alat yang memang diciptakan sebagai pelindung tubuh.

Titik tubuh dengan gaya gravitasi disebut juga pusat gravitasi, yang merupakan bagian dari pusat massa. Penentuan pusat gravitasi tubuh ini berfungsi menganalisis loncat tinggi, gimnastik, dan aktivitas olahraga lainnya. Salah satu cara menentukan pusat gravitasi tersebut adalah menggantungkan sebuah objek pada titik berbeda.

Perlu diketahui, momentum suatu benda didefinisikan sebagai hasil kali massa dan kecepatannya. Karena merupakan besaran yang memiliki nilai dan arah, momentum pun dinyatakan dalam bentuk vektor. 

Misalnya, seseorang yang berlari cepat akan memiliki momentum lebih besar ketimbang orang yang berlari lambat, meski massa keduanya sama. Atau, seseorang yang lebih berat akan memiliki momentum lebih besar ketimbang orang yang lebih kecil massanya, meski keduanya bergerak dengan kecepatan yang sama.

Kesimpulannya, makin besar momentum suatu benda, makin susah pula menghentikannya, dan makin besar efek yang diakibatkannya jika terjadi tabrakan atau tumbukan. Seorang pemain sepakbola kemungkinan besar akan pingsan jika dihalangi lawan yang besar sambil berlari dengan laju cepat.

Dalam mekanika klasik, momentum dilambangkan dengan P dan didefinisikan sebagai hasil kali dari massa dan kecepatan sehingga menghasilkan vektor. Massa merupakan besaran skalar, kecepatan sebagai besaran vektor. Maka dari itu, perkalian antara besaran skalar dan vektor akan menghasilkan besaran vektor juga. 

Momentum sebuah partikel pun bisa dianggap sebagai ukuran kesulitan untuk mendiamkan benda. Misalnya, sebuah truk berat memiliki momentum lebih besar ketimbang mobil biasa yang lebih ringan, meski laju kedua kendaraan itu sama. Lalu, gaya yang dibutuhkan untuk menghentikan truk itu pun lebih besar ketimbang mobil dalam waktu tertentu.

Fisika dalam Karate

Dalam karate, momentum tinggi dari suatu tumbukan dicapai melalui gerakan cepat pada lengan. Pada pukulan ke depan, gerakan mula-mula diperkirakan lurus dan terjadi tumbukan ketika gerakan berkecepatan maksimum serta panjang jangkauan tangannya sebesar 70%. Tumbukan akan sedikit berkurang atau sama dengan massa lengan.

Gaya pukulan pada karate berkaitan dengan energi kinetik awal dan energi kinetik setelah tumbukan. Misalnya, atlet melakukan gerakan pukulan ke depan dan jangkauan tangannya 70% dengan kecepatan bergerak bersama-sama setelah tumbukan terjadi.

Karena itu, jika diketahui massa lengan dan kepala pemukul serta waktu tumbukan dan kecepatannya, akan diperoleh gaya rata-rata pukulan itu yang sama besarnya  dengan gaya yang diterima lawan. Dari hasil gaya tersebut, energi kinetik awal yang dihasilkan lengan serta energi kinetik setelah tumbukan pun akan diperoleh. Lalu, diketahui pula besar energi yang merusak lawan dari selisih besarnya energi kinetik awal dan energi kinetik setelah tumbukan.

Kesimpulannya, dalam olahraga karate, atlet akan berusaha melumpuhkan lawan dengan tumbukan cepat dan mengalihkan energi yang besar. Sama halnya dengan karate, dalam olahraga tinju, atlet pun bisa mengalahkan lawan secara bertahap melalui pukulan berturut-turut. Meski memukul, waktu tumbukan akan terasa lama karena adanya sarung tangan dan proses pengalihan energi ketika memukul berkurang berbanding lurus dengan waktu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat