bdadinfo.com

Perlunya Orangtua Belajar Mengelola Emosi Anak Agar Tak Trauma dan Dendam - News

Perlunya Orangtua Belajar Mengelola Emosi Anak Agar Tidak Trauma dan Dendam

- Melihat pertumbuhan psikologis anak yang semakin berkembang tentu menjadi kebahagiaan bagi setiap orangtua.

Namun tanpa disadari, ternyata masih banyak orangtua yang meremehkan emosi anak, bahwa hal tersebut bisa mempengaruhi efek psikologis yang berbahaya.

Ragam emosi anak yang terkadang tidak dipedulikan oleh orangtua membuat mereka terasa dibungkam dan menyimpan trauma bahkan dendam sampai dewasa.

Baca Juga: Wow! Tiket Kereta Api untuk Mudik Lebaran Sudah Ludes Terjual Sebanyak 498.790, Sisa 70 Persen Buruan Pesan!

Hasilnya, banyak anak-anak yang meledakkan emosi yang terpendam saat beranjak dewasa. Mereka melakukan perilaku penyimpangan sosial, contohnya seperti berkelahi, dendam, mudah terpancing emosi dan sebagainya.

Menurut seorang pengamat dan dosen dari Universitas Negeri Malang, Dr. Yudithia Dian Putra memberi penjelasan mengenai pentingnya orangtua belajar mengelola emosi anak.

Dilansir dari um.ac.id, ia berujar bahwa dalam masa tumbuh kembang anak perlu diajarkan dalam memahami dan mempelajari emosi yang dirasakan.

Baca Juga: Tak Jadi Dibuka 13 Maret, Penutupan Masjid Raya Al Jabbar Diperpanjang Hingga Tanggal Segini

Karena pada fase anak-anak, mereka akan diberi pengalaman baru dalam menghadapi berbagai situasi di sekitarnya. Dalam hal ini, lingkungan terdekat anak-anak yaitu keluarga khususnya orangtua mereka sendiri.

"Pengalaman ini akan berpengaruh terhadap emosi yang mereka miliki. Anak tidak akan tahu bagaimana merespon sebuah hal dengan benar jika tidak diajarkan," ujar Yudithia, dikutip dari laman um.ac.id pada 12 Maret 2023.

Kerap kali orangtua melihat situasi dimana anak sedang mengalami tantrum, marah dan sedih yang membuat orangtua turut emosi. Kemudian mereka malah melakukan tindakan yang sebaliknya.

Baca Juga: Petualangan Epik The Mandalorian Kembali Berlanjut di Musim Ketiga

Bukannya menenangkan, para orangtua justru membentuk emosi anak semakin tak terkontrol dengan melakukan tindakan kekerasan verbal ataupun non-verbal.

Seperti mencubit, menarik tangan secara paksa atau meneriakkan anak untuk menyuruhnya diam.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat