bdadinfo.com

Lampor: Keranda Terbang | Sinopsis Film Lampor: Keranda Terbang Menurut Mitos Jawa Tengah - News

Film Lampor : Keranda Terbang merupakan film Indonesia brgenre drama horor yang tayang pada tahun 2019. Film ini berdurasi 95 menit. Film Lampor : Keranda Terbang  disutradari oleh sineas terkenal Guntur Soeharjanto, yang juga menghasilkan banyak karya Box Office, antara lain 99 Cahaya Di Langit Eropa dan Ayat-Ayat Cinta 2.

Sang sutradara mengambil latar cerita di tahun 1993. Kisah yang diangkat pun berasal dari cerita masa kecil Sang Sutradara di kampung halamannya, Temanggung. Film Lampor : Keranda Terbang mengisahkan tentang sepasang suami istri yang berbeda budaya dan di awal diceritakan kehidupan mereka baik-baik saja dan bahkan mereka dikaruniai dua orang anak, hingga sebuah petaka datang menghampiri dan mengancam jiwa mereka dan keluarga mereka.

Sang suami bernama Edwin, yang diperankan oleh Dion Wiyoko, berasal dari Medan. Sementara, sang istri bernama Netta yang diperankan oleh Adinia Wirasti, keturunan asli dari Temanggung. Kedua pemeran utama ini pun pernah menjadi sepasang suami istri di sebuah film Cek Toko Sebelah, dan di situ kemampuan akting mereka tampak cukup mengesankan. Anak mereka, Agam dan Sekar pun diperankan masing-masing oleh Bimasena dan Angelia Livie.

Di awal film Lampor : Keranda Terbang, diperlihatkan kehidupan Edwin dan Netta yang baik-baik saja hingga mereka pun memiliki satu anak laki-laki dan satu anak perempuan. Lalu, Netta mulai diganggu oleh keberadaan keranda terbang dan terus berlanjut. Kejadian ini bermula ketika dia tinggal di kampung sang suami. Netta tidak tahu mengenai asal mula keranda terbang tersebut, makanya dia pun mengajak anak-anaknya beserta sang suami untuk pindah ke kampung halamannya di Temanggung.

Namun, saat tiba di Temanggung Netta malah dicurigai sebagai pembawa musibah. Pasalnya, kampung halamannya pun sedang diteror oleh Lampor, yaitu iblis pencabut nyawa yang membawa keranda terbang. Bahkan, sang ayah yang akan ditemui Netta pun ternyata sudah meninggal tepat sebelum Netta dan keluarganya datang.

Tujuan Netta menemui sang ayah, karena dia ingin menyampaikan pesan terakhir sang ibu yang tiada. Netta juga tidak pernah kembalik ke kampung halaman setelah 25 tahun pergi bersama sang ibu karena sang ibu sangat marah terhadap perbuatan sang ayah sebagai budak setan.

Sejak kedatangannya, desa itu pun lebih sering diteror oleh Lampor. Akhirnya, semua warga desa terus memojokkan Netta. Edwin pun berusaha membela istrinya dan percaya niat baik kedatangannya, tapi lambat laun kejadian mengerikan bermunculan dan menghantui semua warga, termasuk keluarga Netta.

Edwin berusaha membela istrinya dan percaya akan niat baik kedatangannya. Meski begitu, Edwin mulai mencurigai sesuatu yang besar tersembunyi perihal Netta dan keluarga di Temanggung semasa kecil. Rahasia demi rahasia pun terkuak, menguji keutuhan keluarga itu. Apalagi, nyawa anak-anak mereka juga nyawanya terancam oleh Lampor. Tidak ada jalan lain bagi Edwin dan Netta selain menghadapinya. Edwin mulai mencari tahu apa saja rahasia di balik keberadaan Lampor dan hubungannya dengan Netta dan keluarganya.  

Film Lampor : Keranda Terbang ini pun didukung oleh para pemeran lainnya yang berpengalaman, seperti Shofia Shireen, Nova Eliza, Rendra Bagus Pamungkas, Annisa Hertami, Dian Sidik, Unique Priscilla, Mathias Muchus, Steffi Zamora, Arnold Leonard, Landung Simatupang, serta Djenar Maesa Ayu.  

Mitos Lampor Jawa Tengah

Masyarakat di Pulau Jawa, khususnya Tengah dan Timur kebanyakan mengenal makhluk gaib bernama Lampor. Lampor ini akan mendatangi sebuah desa jika ada urusan yang belum terselesaikan, atau bahkan kesalahan yang harus segera dituntaskan.

Guntur Soeharjanto sebagai sutradara film dengan judul yang sama, pernah tinggal di sekitar Temanggung dan Wonosobo. Dia pun menceritakan bahwa orang-orang di sana meyakini keluarganya hilang diambil Lampor atau mati akibat direnggut Lampor. Konon, orang-orang yang dibawa oleh Lampor akan dinyatakan hilang dan tidak pernah kembali. Kalaupun ada yang kembali, kebanyakan akan menjadi gila atau linglung. 

Ada pula banyak versi mengenai Lampor. Pertama, masyarakat Jawa memercayai bahwa Lampor merupakan anggota pasukan gaib Nyi Blorong. Kehadirannya ditandai dengan angin kencang dari Laut Selatan yang melewati sejumlah daerah.

Saat angin datang, masyarakat akan membuat suara gaduh dengan memukul-mukul alat bernama kentungan. Tujuannya, supaya Lampor tidak singgah di kawasan mereka dan memicu pagebluk alias musibah, seperti wabah penyakit hingga kematian. Kedua, wabah yang dibawa oleh Lampor diyakini adalah bentuk kemarahan Nyi Blorong yang kehilangan selendangnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat