bdadinfo.com

Hutama Karya Kehabisan Bahan Bakar Minta Disuntik Dana Jumbo Rp 13,8 Triliun Mau Tancap Gas Mau Sambung Proyek Jalan Tol Lampung-Pekanbaru - News

PT Hutama Karya (Persero) mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk tahun 2025 sebesar Rp 13,8 triliun. Pada ruas Jambi-Rengat (198 km) sebesar Rp 7.620 miliar, Rengat-Junction Pekanbaru (207 km) sebesar Rp 5.848 miliar, dan perencanaan teknis JTTS tahap III sebesar Rp 400 miliar,

- Pembangunan proyek Jalan Tol Trans Sumatera adalah jaringan jalan tol sepanjang 2.818 km di Indonesia yang direncanakan menghubungkan kota-kota di pulau Sumatra, dari Lampung hingga Aceh. Jalan Tol ini adalah jalur nadinya Pulau Jawa dengan Pulau Sumatra dan kelanjutan dari Jalan Tol Jakarta-Merak.

PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) melanjutkan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang 2.765 km.

Adapun proyek ini telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 117 Tahun 2015 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) dalam rangka pengembangan kawasan di Pulau Sumatra.

Baca Juga: Indonesia Terus Perkuat Posisi Sebagai Pemain Kunci dalam Rantai Pasok Mineral Kritis Dunia

Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto menyampaikan JTTS merupakan jaringan jalan tol terpanjang di Indonesia dari Banda Aceh hingga Lampung sepanjang 2.765 km yang terdiri dari 24 ruas jalan tol dan ditargetkan selesai pada tahun 2024.

"Infrastruktur jalan menjadi porsi besar dalam PSN, untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dalam pembangunan jalan. Saat ini Hutama Karya sedang melanjutkan pembangunan tol Trans Sumatera sepanjang ±771 km. Kami melaksanakannya dengan dedikasi yang tinggi karena kita tahu tujuan dari infrastruktur yang kita bangun ini untuk apa," ujarnya dalam keterangan tertulis.

Jalan Tol Trans Sumatera merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yaitu proyek infrastruktur yang bersifat strategis meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, kesejahteraan masyarakat, dan pembangunan di daerah.

Pembangunan bendungan, Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dan Palapa Ring juga merupakan usaha pemerintah sehingga pembangunan infrastruktur merata di seluruh Indonesia. Dengan begitu, istilah Jawa-sentris akan berganti menjadi Indonesia-sentris.

Baca Juga: Harta Karun Riau! Blok Rokan Dumai Disebut Blok Migas Paling Produktif dalam Sejarah Perminyakan Indonesia: Sanggup Hasilkan Berapa Barel per Hari? 

Lebih lanjut Budi menjelaskan selain meneruskan pembangunan JTTS, Hutama Karya juga sudah mengoperasikan 368 km ruas tol secara penuh, di antaranya ruas Medan Binjai Seksi 2 & 3 (17 km), ruas Bakauheni - Terbanggi Besar (140 km), ruas Palembang - Indralaya (22 km), dan ruas Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung (189 km).

"Sebagian sudah selesai pembangunan dan beroperasi penuh sejak tahun 2017 yang lalu, dan sudah mulai mendukung proses industrialisasi sumber daya alam di Kawasan Sumatra," jelasnya.

Di tahun 2020, Hutama Karya juga menargetkan untuk mengoperasikan ruas Pekanbaru Dumai (131 km), ruas Banda Aceh-Sigli Seksi 4 (13,5 km) dan ruas Medan Binjai Seksi 1 (6 km).

Dalam pembangunannya, PSN diharuskan mengutamakan penggunaan komponen dalam negeri, termasuk dalam pembangunan JTTS. Sejak dilakukan groundbreaking beberapa ruas pertama hingga saat ini, Hutama Karya mempekerjakan tenaga kerja dan bahan baku lokal.

"Selain memang PSN ini diharuskan untuk mengutamakan tenaga kerja dan bahan baku lokal, ini juga merupakan wujud nasionalisme dan dedikasi Hutama Karya sebagai BUMN untuk mendukung produk lokal," ungkapnya.

Hingga saat ini, dalam pembangunan konstruksi JTTS sepanjang 368 km yang telah beroperasi penuh, dibutuhkan tanah sebanyak 39.405.371 m3 , besi sebanyak 90.682 ton, beton sebanyak 2.207.597 m3 , pasir sebanyak 735.866 m3 , batu pecah sebanyak 1.103.798 m3 dan semen sebanyak 757.063 ton. Selain itu, terdapat ribuan tenaga lokal yang dipekerjakan dalam pembangunan ruas jalan tol.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat