bdadinfo.com

Hashim Djojohadikusumo Bolehkan Ganjar Pranowo 'Bersanding' dengan Prabowo, tapi... - News

Hashim Djojohadikusumo Bolehkan Ganjar Pranowo 'Bersanding' dengan Prabowo (pojoksatu.id)

- Ganjar Pranowo mendapatkan lampu hijau untuk maju bersama Prabowo Subianto di Pemilu 2024. Pernyataan ini disampaikan langsug dari kader elit Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo.

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo dalam sebuah pernyataannya mempersilakan Ganjar Pranowo duet dengan Prabowo Subianto di Pilpres 2024 tetapi sebagai cawapres. Menurut Hashim, Prabowo lebih cocok menjadi capres karena usianya dan pengalamannya jauh lebih senior dibanding Ganjar Pranowo. 

Baca Juga: Mau Umrah di Bulan Ramadhan? Inilah 5 Keutamannya, Salah Satunya Disamakan dengan Ibadah Bersama Rasulullah

“Saya kira sudah tidak mungkin kalau Pak Prabowo calon wakil presiden. Pak Prabowo jauh lebih senior, 15 tahun lebih tua pengalamannya berbeda,” ujar Hashim Djojohadikusumo dikutip dari Instagram @totalpolitikcom.

Ia mengingatkan bahwa saat ini kondisi Ganjar pun serupa dengan Jokowi kala Pilpres lalu. Di mana Ganjar meraih elektabilitas lebih tinggi dari Prabowo Subianto di sejumlah survei saat ini. 

Adapun posisi Prabowo menjadi runner up untuk tingkat elektabilitas capres menjelang 2024. Oleh karena itu, partai pendukung tentu akan melihat elektoral tertinggi untuk dijadikan capres. 

Sosok Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto tengah menjadi perbincangan hangat lantaran keduanya saat ini tengah di pasang-pasangkan. Namun masing-masing pendukung bersikukuh sang calon yang harus diplot menjadi capres.

Namun pengamat politik Adi Prayitno menyebut dalam upaya memasangkan kedua tokoh itu tidak harus menimbang senioritas melainkan melihat faktor-faktor lainya seperti elektabilitas.

Baca Juga: Kunci Jawaban US SMK Paket B Sejarah Indonesia Kelas 12 Tahun 2019 2020 Ujian Sekolah Menengah Kejuruan

“Kalau Pak Prabowo lebih senior memang tidak bisa dibantah tetapi di pilpres kita 2014 dan 2019, Jokowi juga memiliki cawapres yang lebih senior. Pak JK dan Ma’ruf Amin namun, elektabilitas dan dukungan untuk Jokowi lebih unggul saat itu,” kata pengamat politik Adi Prayitno dikutip dari Instagram @totalpolitikcom.

Sejak awal Gerindra memang sudah memasang harga mati untuk pencapresan Prabowo Subianto. Menurutnya, bila pertimbangan Gerindra karena senioritas, maka hal itu belum tentu bisa dijadikan pertimbangan yang kuat.  

Usai menyatakan peluang mengusung Ganjar sebagai cawapres, Hashim kembali menegaskan komitmen Gerindra pada rekan koalisinya, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia menyampaikan, peluang Ganjar sebagai cawapres tak bisa terjadi apabila PKB tidak merestuinya. 

“Kemungkinan itu bisa saja terbuka kalau Pak Ganjar mau (cawapres). Tapi, harus disetujui oleh PKB. Kan begitu, harus disetujui PKB, kami terbuka,” ujar Hashim Djojohadikusumo lagi.

Selain itu, peluang duet tersebut juga bisa terwujud apabila Ganjar bersedia masuk gerbong Koalisi Gerindra. Meski demikian, diakui Hashim, belum ada pembicaraan antara Gerindra, Prabowo maupun Ganjar terkait duet itu. 

Gerindra juga memastikan bahwa tidak ada keharusan untuk mengusung Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai cawapres. Hashim berpandangan, pencalonan Muhaimin dalam Pilpres baru merupakan kesepakatan PKB.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat