- Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun menjadi sorotan usai muncul laporan dugaan penistaan agama yang diterima oleh pihak pemerintahan.
Pemerintahan dan aparat hukum sudah memiliki bukti kuat soal keterkaitan pimpinan Ponpes Al Zaytun dengan gerakan radikal Negara Islam Indonesia (NII).
Bukti-bukti yang ditemukan soal Ponpes Al Zaytun tersebut antara lain berupa dokumen, surat, hingga aliran dana yang telah dianalisis oleh PPATK.
Baca Juga: Bupati Agam jadi Saksi Pernikahan, Iringi Dua Anak Politikus Senior ke Pelaminan
Keterkaitan NII dengan Panji Gumilang sudah terlihat sejak penyidikan polisi pada tahun 2011.
Dalam laporan tersebut, Mizan Sidik alias Toto Dwi Hartanto yang diduga Gubernur NII Jawa Tengah terungkap menyerahkan sejumlah uang kepada Panji Gumilang.
Bukti kuat atas temuan ini terdapat pada tanda tangan Menteri Keuangan NII Iskandar Saefullah sebagai tanda terima penyerahan uang.
Direktur Deradikalisasi BNPT Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid mengkonfirmasi keterkaitan antara Panji Gumilang dengan NII.
"Awalnya mereka (NII) ingin mendirikan negara agama atau berdasarkan syariat Islam ataupun Khilafah dan pahamnya adalah takbir dengan mengkafirkan orang lain," ungkap Brigjen Ahmad.
Senada dengan Brigjen Ahmad, pengamat terorisme sekaligus mantan anggota NII Komandemen Wilayah (KW) 9 Al Chaidar turut membenarkan penggunaan dana sumbangan anggota NII untuk pembangunan Al Zaytun.
Baca Juga: Daftar 3 PTN yang Banyak Diminati Beserta Biaya Masuknya: Nomor 2 Paling Murah!
Namun seiring berjalannya waktu, Al Chaidar mengungkap bahwa anggota NII merasa ditipu Panji Gumilang.
Pasalnya, uang sumbangan yang disetor untuk dana pemenangan NII diduga malah dipakai Panji untuk memperkaya dirinya sendiri.
"Saya kira ini penipuan yang sangat sistematis, yang memang dirancang oleh para intelijen-intelijen yang sangat berpengalaman," pungkas Al Chaidar. ***