bdadinfo.com

Peringati 1 Abad NU, Ternyata Ini Perbedaan Cara Berpikir NU yang Dulu dengan Masa Kini Menurut Ma'ruf Amin - News

Ilustrasi peringatan satu abad NU dan perbedaan cara berpikir warga NU dulu dengan sekarang (Foto: NU Online/Faizin)

– Memperingati Puncak 1 Abad NU, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin membahas soal ciri khas dari para nahdliyin (warga NU) sejak dulu yang kerap digunakan dan juga bandingkan perbedaan menyolok antara cara berpikir warga NU yang dulu dengan era masa kini.

Menurutnya, keberadaan para nahdliyin (warga NU) dengan kekhasannya mudah dikenali hanya dengan memakai sandal jepit dan mengenakan kain sarung bahkan hingga saat ini, hal tersebut sebagian masih terlihat.

Namun demikian, di era kekinian ini kekhasan pakaian tidak lagi diperbincangkan, warga NU saat ini telah memiliki pemikiran yang modern dan lebih dinamis, tidak lagi konservatif.

Baca Juga: Presiden Turki Umumkan 7 Hari Berkabung Nasional Pasca Diguncang Gempa M 7,8

Baca Juga: Update Gempa M 7,8 Turki-Suriah: Korban Jiwa Mencapai 4.300 Orang

Lebih lanjut, Wapres mengatakan bahwa soal pakaian kini mengalami perubahan jika dibandingkan dengan penampilan warga NU yang dulu karena lebih disesuaikan dengan keadaan.

Kekhasan tersebut saat ini tidak lagi menjadi perbincangan. NU memang pernah mengalami pemikiran yang konservatif saat ini pemikiran NU sudah berubah menjadi lebih dinamis.

“Kemudian saat ini NU kembali kepada khittah-nya yaitu cara berpikir yang moderat, tapi dinamis. Tidak statis dan tidak tekstual. Nah, ketika sudah terbuka, maka kita melihat persoalan itu secara lebih kontekstual,” ujarnya.

Baca Juga: Warganet Heboh Tyo Nugros Tak Menua,  Ikuti Tips Awet Muda Ala Mantan Drummer Dewa 19

Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Jokowi Titip Pesan untuk Dewan Pers: Jangan Hanya Bicara Kebebasan Pers

Wapres menambahkan, eksistensi di masa kebangsaan modern sekarang ini lebih ditekankan pada perkembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan, seperti pendidikan di pondok pesantren dan perguruan tinggi NU yang sudah berubah dan lebih terbuka.

“Saya kira sekarang NU sudah punya ribuan doktor, baik yang dari dalam negeri, maupun luar negeri. Bukan hanya doktor ahli agama, tapi juga ahli IT, bahkan ada ahli lingkungan, dan ahli nuklir. Sekarang NU ingin memanfaatkan kader-kadernya yang memiliki pengetahuan di bidang ekonomi, di bidang sains supaya lebih diberdayakan,” tuturnya.

Menariknya lagi, ciri khas penampilan warga NU tersebut ternyata ada historisnya karena saat Indonesia masih belum merdeka, NU selalu mengambil sikap dengan memperlihatkan bahwa ada jarak di antara mereka dengan penjajah.

Baca Juga: Kemenag Rilis Rencana Perjalanan Haji 2023, Calon Jemaah Cek di Sini Jadwal Lengkapnya

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat