bdadinfo.com

Jalan Panjang Karir Politik Khofifah yang Digadang-Gadang jadi Cawapres 2024 - News

Khofifah Indar Parawansa (Pemprov Jatim)

 – Dewasa ini nama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang akan purna tugas dalam waktu dekat telah digadang-gadang para pakar politik jadi Cawapres 2024.

Pengamat politik Indonesia Political Review Ujang Komarudin belum lama ini menyampaikan jejak pendapat bahwa Khofifah bisa menjadi salah satu kandidat Cawapres yang dapat menyumbangkan jumlah perolehan nasional pada Pilpres 2024.

Menurutnya, Khofifah selain sudah dikenal publik karena telah malang-melintang di kancah perpolitikan nasional. Daya tarik kader PKB itu, karena dirinya memiliki kedekatan emosional di kalangan masyarakat Nahdliyin Jatim.

Baca Juga: 5 Rekomendasi HP Rp3 Jutaan di Tahun 2023 yang Cocok Untuk Gaming, Ada Xiaomi Redmi Note 12 Pro!

Oleh sebab itu, kandidat Capres 2024, baik Anies Baswedan yang telah dideklarasikan Partai NasDem, maupun Partai Gerindra yang kabarnya kembali menjagokan Prabowo Subianto ke gelanggang demokrasi. Keduanya disarankan untuk menggaet Khofifah sebagai Cawapres karena pertimbangan di atas.  

Untuk lebih mengenal beliau terutama calon pemilih baru kelahiran tahun 2007, berikut ini artikel jalan panjang karir politik Khofifah yang digadang-gadang jadi kandidat Cawapres 2024 seperti dirangkum dari berbagai sumber;

Baca Juga: Daftar HP Xiaomi Spesifikasi Lengkap dan Harga Murah Banget, Cocok Untuk Anak-anak : Redmi 10C, Redmi 10A

Perempuan kelahiran Surabaya, 19 Mei 1965, mengawali karir politik nasional pada tahun 1992 usai menamatkan pendidikan S1 di Fisip Universitas Airlangga tahun 1991.

Kala itu, Khofifah yang masih berusia 27 tahun dan masih terbilang muda mampu terpilih menjadi anggota DPR RI fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) periode 1992-1998.

Khofifah mulai melambung di kancah politik nasional, setelah dirinya mengkritik keras rezim Orde Baru lewat pidato monumental mewakili PPP terkait demokratisasi pemilu dalam Sidang Umum MPR 1998.

Baca Juga: Perbandingan HP Oppo A57 dengan Redmi Note 11 di Segmen Entry Level, Siapa Lebih Unggul?

Pasca lengsernya rezim Orde Baru, namanya di PPP juga ikut surut. Tak berselang lama dirinya memutuskan untuk berlabuh ke PKB. Hingga pada akhirnya dipercaya oleh Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan periode 1999-2001.

Nah, di era kepemimpinan Khofifah terjadi tonggak sejarah, karena melakukan pergantian nama kementerian dari yang sebelumnya “wanita” menjadi “perempuan”. Dan untuk pertamanya kalinya istilah perempuan digunakan sebagai nama kelembagaan terkait secara menyeluruh.

Secara kebahasaan “wanita” dan “perempuan” merupakan sinonim, namun memiliki makna yang berbeda lho. Sebab “wanita” yang diambil dari bahasa Sansekerta diserap bahasa Jawa ke Indonesia memiliki makna “wani ditata” atau siap diatur. Sedangkan perempuan yang sama-sama berasal dari bahasa serapan tersebut, memiliki makna “empu” yang artinya dihormati.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat