bdadinfo.com

Inilah Tiga Pesantren Tertua di Kota Jambi: Ada yang Santrinya Sampai Ribuan! - News

Pesantren As'ad, Pesantren di Kota Jabi dengan jumlah santri terbanyak.  (ANTARA FOTO)

Kota Jambi merupakan salah satu kota dengan jumlah pesantren terbanyak di Pulau Sumatera. Dari deretan pesantren di sana, tiga di antaranya punya predikat tertua.

Masuknya pesantren ke Kota Jambi tak lepas dari peradaban Islam di nusantara. Salah satu pintu masuk Agama Islam di wilayah ini berada di tepian sungai Batanghari melalui para pedagang muslim.

Lantas dari berkembangnya Islam di Kota Jambi, berdiri berbagai pesantren yang bahkan saat ini jumlah santrinya mencapai ribuan.

Dilansir dari berbagai sumber, inila tiga pesantren tertua di Kota Jambi:

Baca Juga: Sosok Syamsuar Sang Gubernur Riau Masuk Dalam Daftar Pejabat Terkaya di Provinsi Riau, Segini Hartanya

  1. Pesantren Sa'adatuddaren

Pesantren Sa'adatuddaren didirikan oleh KH Ahmad Syakur pada tahun 1915 kala dirinya selesai menuntut ilmu di Tanah Suci Mekkah.

KH Ahmad Syakur dibimbing oleh ulama kenamaan Jambi bernama KH Abdullah Majid. Sosok gurunya itu sekaligus pahlawan nasional yang gigih menghadapi penjajah.

KH Amad Syakur yang dikenal dengan nama guru gemuk kemudian mendirikan wadah persaudaraan bernama Sammaratul Insan. Wadah ini yang menjadi cikal bakal berdirinya Pesantren Sa’adatuddaren.

Guru gemuk wafat pada tahun 1921 di tahun keenam dirinya memimpin pondok tersebut. Murid-murid beliau lantas melanjutkan kepemimpinannya.

Di era reformasi, Pesantren Sa’adatuddaren berubah pola pendidikan dari madrasah menjadi pesantren. Pondok ini kemudian menggunakan kurikulum Tarbiyatul Mualimin Alislamiyah yang berfokus pada kajian kitab kuning.

Baca Juga: Bocoran Spesifikasi Vivo V29 yang Ditenagai oleh Snapdragon 778G+ dan Baterai Pengisian Cepat

Meski terkesan tradisional, namun Pesantren Sa’adatuddaren tidak mengesampingkan peran perkembangan zaman.

Terbukti alumninya bukan hanya jago membaca kitab kuning namun juga fasih berbahasa Inggris dan Arab.

Di tahun 2017 lalu, santri Pesantren Sa’adatuddaren tercatat berjumlah lebih dari 800 orang. Mereka hidup di pondok dengan berbagai fasilitas yang menunjang pendidikan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat