bdadinfo.com

Kuliah di Universitas Fort de Kock, Dapat Dua Ijazah Dalam dan Luar Negeri - News

BUKITTINGGI,  - Mahasiswa Universitas Fort de Kock akan memperoleh dua gelar (Double Degree) dan dua  ijazah setelah menamatkan perkuliahan. Satu ijazah dari Universitas Fort de Kock dan satu lagi ijazah dari universitas di luar negeri yang telah bekerja sama dengan Intelli Education Group (IEG Campus), Kuala Lumpur, Malaysia.

Hal tersebut disampaikan, Dewan Penasehat IEG Campus, Veroliyondo Jamal, usai penandatanganan MoU dengan Universitas Fort de Kock, di Kampus Universitas Fort de Kock, Rabu (16/6/2021) sore.

"Nanti mahasiswa tamatan Fort de Kock, akan memperoleh dua gelar dan dua ijazah. Untuk ijazah dari luar negeri diakui di dunia internasional," jelas Ando panggilan Veroliyondo.

Dià berharap, dimasa yang akan datang Fort de Kock bisa menjadi riset center bagi pemerintah Indonesia. Selain itu, dari kolaborasi tersebut, diharapkan Fort de Kock akan go internasional yang nantinya akan mendatangkan talent talent dari luar negeri untuk membantu Fort de Kock dan pemerintah Indonesia.

"Untuk tahap awal ini, kita akan melakukan riset sesuai dengan bidang ilmu kesehatan (medical) dan ekonomi di kampus ini. Nantinya, kita akan menyediakan tempat bagi Fort de Kock di Malaysia. Dan sebaliknya, Fort de Kock juga menyediakan kantor kita di sini," tutur Ando putra berdarah Pariaman.

Kerjasama Double Degree tersebut merupakan yang pertama dilakukan IEG Campus di Indonesia. "Di Indonesia satu satunya kita bekerja sama dengan Fort de Kock. Saat ini alumni IEG Campus berjumlah 20 ribuan yang tersebar di berbagai negara. Semua alumni telah bekerja di perusahaan ternama di luar negeri," kata Ando yang beristrikan orang Thailand.

Untuk implementasinya, Fort de Kock bersama dengan universitas di luar negeri akan membuat modul baru perkulihan. Untuk itu katanya, kerjasama tersebut akan dilaporkan kepada Dikti.

Sementara itu, Ketua Pembina Yayasan Fort de Kock, Zainal Abidin mengatakan, mahasiswa yang kuliah di Fort de Kock akan memperoleh dua ijazah. Satu ijazah dari Fort de Kock dan satu lagi dari Universitas Tun Abdul Razak Malaysia.

"Mahasiswa kita, jika ingin bekerja di Malaysia tidak perlu pakai ijazah Fort de Kock. Tapi pakai ijazah dari Universitas Tun Abdul Razak. Begitu juga sebaliknya, mahasiswa Tun Abdul Razak bisa pakai ijazah Fort de Kock jika ingin bekerja di Indonesia," jelas Zainal.

Menurutnya, kerjasama itu merupakan salah satu terobosan yang dilakukan Fort de Kock untuk mahasiswanya agar bisa go internasional. Selama ini, hanya ijazah Fort de Kock yang dipakai untuk melamar bekerja di Arab Saudi, Jepang. Kalau double degree itu sudah berjalan, maka kualitas antara Fort de Kock dengan Tun Abdul Razak itu sudah satu level.

Ketua Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI)  Agam, Eliana, yang ikut hadir dalam penandatanganan MoU tersebut mengapresiasi kerjasama Universitas Fort de Kock dengan IEG. 

"Kerjasama itu terjalin, berkat upaya Ipemi Agam dalam mempertemukan kedua belah pihak.  Ando ini adalah pengusaha internasional asal Pariaman. Kita berharap kerjasama ini terus berlanjut dan masyarakat akan mendapat banyak manfaatnya," katanya.

Selain dihadiri Ketua IPEMI Kab. Agam penandatangan kerjasama itu juga disaksikan Wakil Walikota Bukittinggi. (*)

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat