bdadinfo.com

Tahu Bungkeng, si Tahu Legendaris asal Sumedang - News

Tahu Bungkeng, tahu legendaris asal Sumedang yang sudah berdiri sejak tahun 1917 (HarianHaluan.com/Akmal Silva Pratama)

 - Tahu Sumedang adalah makanan khas yang harus kalian cicipi ketika sedang berwisata ke Sumedang. Tak lengkap rasanya bila berwisata ke daerah itu tanpa membeli tahu.

Tahu sudah menjadi ikon dari Sumedang. Salah satu Tahu Sumedang yang sangat legendaris di Sumedang adalah Tahu Bungkeng.

Tahu Bungkeng ini merupakan tahu yang paling terkenal dan yang terlama di Sumedang. Tahu  Bungkeng adalah sang pelopor tahu di Sumedang.

Baca Juga: Penerima BSU, BPUM, PKH Full Senyum Dapatkan Bantuan Rp4,2 juta dengan Ikut Program Kartu Prakerja

Tahu Bungkeng ini mempunyai kisah yang sangat menarik. Kisah berdirinya Tahu Bungkeng beriringan dengan sejarah industri tahu di Sumedang.

Olahan kedelai yang sudah dijual sejak tahun 1917 ini merupakan pelopor bagi industri tahu di Sumedang.

Ong Ki No, seorang perantau asal Tionghoa adalah orang dibalik populernya Tahu Sumedang. Pada abad ke-20, Ong Ki No dan istrinya datang ke Sumedang dan memperkenalkan aneka makanan khas Tiongkok di Sumedang, termasuk tahu.

Ong Ki No dan istrinya kemudian memutuskan untuk menjual tahu putih khas Tiongkok, namun sayangnya tidak populer di masyarakat Sumedang.  Ia dan istrinya memutuskan balik ke Tiongkok pada tahun 1917.

Baca Juga: Demam Lato Lato Masih Menyelimuti Anak-Anak Indonesia, Oh Ternyata Ini Sebabnya

Pada tahun yang sama, sang putra, Ong Bung Keng datang ke Sumedang dan meneruskan bisnis keluarganya.

Ong Bung Keng memikirkan cara supaya tahu dapat disukai oleh masyarakat Sumedang, dan akhirnya ia coba menggoreng tahu.

Ketika sedang menggoreng, Pangeran Soeriaatmadja, Bupati Sumedang ke-20, lewat ke tempat Ong Bung Keng menjual tahu dan ia menyicipi tahu yang sudah digoreng tersebut serta memberikan respon positif.

“Kamu sedang menggoreng apa? Enak ternyata makanan ini, pasti akan laku,” tanggap Pangeran Soeriaatmadja dalam buku Tahu Sejarah Tahu Sumedang karya M. Luthfi Khair dan Rusydan Fathy cetakan LIPI Press tahun 2021.

Baca Juga: Sebagian PNS Belum Gajian di Solok Selatan, OPD Diminta Ajukan Pencairan Gaji ke BPKD

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat