- 19 Juli 1947 sore, tepat 76 tahun yang lalu, Bagindo Aziz Chan, seorang Wali Kota Padang Panjang, mengalami nasib tragis saat melakukan perjalanan bersama keluarganya.
Ketika melewati Purus saat hendak menuju Padang Panjang, mobil rombongannya dihentikan oleh Letnan Kolonel van Erps, dan Bagindo Aziz Chan dibawa ke garis demarkasi Belanda di daerah Nanggalo.
Di sana, Bagindo Aziz Chan diberitahu tentang insiden di sekitar garis demarkasi yang membutuhkan inspeksi dari walikota.
Baca Juga: 76 Tahun Wafatnya Bagindo Aziz Chan: Langkahi Dulu Mayatku, Baru Kota Padang Kuserahkan
Namun, sebelum ia bisa mengerti lebih lanjut, sebuah tembakan misterius mengenai lehernya, menyebabkannya tewas seketika. Informasi tentang kematian Bagindo Aziz Chan terus beredar dengan beragam versi.
Empat dokter di Bukittinggi yang melakukan pemeriksaan forensik terhadap jenazah Bagindo Aziz Chan menemukan bukti mencurigakan.
Mereka mengidentifikasi luka memar di belakang kepala yang tampak seperti bekas dipukul benda tumpul, serta lubang bekas peluru di belakang telinga.
Setelah disemayamkan, jenazah Bagindo Aziz Chan diarak dengan penuh duka oleh rakyat sumatera barat ke peristirahatan terakhir.
Jenazah Bagindo Aziz Chan dikawal para tentara dan diiringi oleh puluhan orang menuju Bukittinggi, di mana ia dimakamkan sebagai seorang pahlawan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Bhakti Bukittinggi.
Sementara itu, di tempat pembunuhan Aziz Chan didirikan sebuah tugu unik berbentuk tinju sebagai penghormatan terhadap perjuangan dan semangat juangnya.
Hingga saat ini, misteri kematian Bagindo Aziz Chan masih menggelayuti publik. Penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap kebenaran di balik tragedi ini dan memastikan perjuangan sang patriot tetap dikenang. ***