bdadinfo.com

Mengenal Chaerul Saleh, Pejuang dan Tokoh Pahlawan Indonesia dari Sumbar - News

Mengenal Chaerul Saleh, Pejuang dan Tokoh Pahlawan Indonesia dari Sumbar  (dinaskebudayaan.jakarta.go.id)

 - Chaerul Saleh, sosok pejuang dan tokoh politik Indonesia yang berperan penting dalam perjalanan sejarah bangsa, diberikan gelar Datuk Paduko Rajo sebagai penghargaan atas jasa-jasanya. 

Lahir pada 13 September 1916 di Sawahlunto, Sumatera Barat, Chaerul Saleh telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia

Pria ini menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri, Menteri, dan Ketua MPRS selama periode tahun 1957 hingga 1966.

Baca Juga: Mengenal Kisah Perjuangan Bagindo Aziz Chan, Pahlawan Nasional Sumatera Barat

Salah satu sumbangan penting Chaerul Saleh adalah kontribusinya dalam penentuan wilayah negara kepulauan Indonesia dengan penetapan batas teritorial 12 mil laut. Pada 13 Desember 1957, keputusan ini disahkan sebagai bagian penting dari perjalanan negara. 

Pengabdiannya yang luar biasa diakui dengan penganugerahan pangkat Jenderal TNI Kehormatan.

Chaerul Saleh merupakan putra Minangkabau yang lahir dari pasangan Achmad Saleh dan Zubaidah binti Ahmad Marzuki. Ayahnya adalah seorang dokter dan calon anggota Volksraad. Pada usia dua tahun, Chaerul Saleh dibawa oleh ibunya ke Lubuk Jantan, Lintau, Tanah Datar setelah orang tuanya bercerai.

Baca Juga: Mengenal Kisah Perjuangan Bagindo Aziz Chan, Pahlawan Nasional Sumatera Barat

 Saat berusia empat tahun, Chaerul dibawa oleh ayahnya ke Ajang dan melanjutkan pendidikan di Europeesche Lagere School, Bukittinggi. Setelah lulus dari ELS, Chaerul melanjutkan sekolahnya di Hogereburgerschool (HBS) di Medan.

Perjalanan hidup Chaerul berubah ketika ia sering pulang ke Bukittinggi dan bertemu dengan Yohana Siti Menara Saidah, putri Lanjumin Dt. Tumangguang, yang kemudian menjadi istrinya. Karena cinta kepada Yohana, Chaerul memutuskan untuk pindah sekolah ke Batavia.

Di Batavia, Chaerul melanjutkan pendidikannya di Koning Willemdrie atau HBS selama lima tahun di Jalan Salemba. Pendidikannya berlanjut di Fakultas Hukum, Jakarta, dari tahun 1937 hingga 1942.

Selama masa pemerintahan Hindia-Belanda, Chaerul Saleh menjabat sebagai Ketua Persatuan Pemuda Pelajar Indonesia dari tahun 1940 hingga 1942. 

Setelah Jepang menduduki Indonesia, Chaerul terlibat dalam panitia Seinendan dan menjadi anggota Tingkatan Muda Indonesia.

Namun, ia kemudian berbalik menjadi anti-Jepang dan terlibat dalam pembentukan Barisan Banteng serta menjadi anggota Putera yang dipimpin oleh Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantoro, dan Kyai Haji Mas Mansyur.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat