bdadinfo.com

Berkaca dari Kasus Truk Ditabrak KA Brantas di Semarang, Ini Penyebab Mesin Kendaraan Sering Mati di Atas Rel - News

Tangkapan layar  (Twitter/@pn717h))




- Berkaca dari kasus truk tronton tertabrak kereta Brantas di Perlintasan kereta Api Semarang, apa penyebab mesin kendaraan sering mati ketika di atas rel?

Diberitakan sebelumnya, kecelakaan terjadi antara truk tronton yang mogok di atas rel dengan Kereta Brantas di Semarang Poncol JPL 6 Km 1+523 pada Selasa 18 Juli 2023 lalu sekitar jam 19:32.

Dalam video yang beredar, tampak truk trailer berhenti tepat di tengah perlintasan kereta api sehingga menutupi lintasan kereta api.

Tak berselang lama, Kereta Api Brantas Pasar Senen-Blitar melintas dan langsung menabrak bagian bodi truk hingga mengeluarkan api.

Baca Juga: Begini Sosok Radja Nainggolan: Bintang Serie A Italia yang Punya Nama Batak Banget!

Menurut informasi dari PT KAI, untungnya kejadian tersebut tidak ada korban Jiwa, baik sopir truk, Masinis, Asisten Masinis dan Penumpang.

Berkaca dari kasus tersebut, lantas apa yang menyebabkan mesin kendaraan sering mati ketika melintas di atas rel kereta api? terlebih jika kereta api sudah dekat.

Bagas Senoadji, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perkeretaapian menjelaskan secara teknisnya, menurutnya hal ini berkaitan dengan unsur magnet.

Lebih lanjut Bagas menjelaskan, di Lokomotif kereta api terdapat roda kereta atau boggie yang merupakan komponen utamanya adalah dinamo.

Di dalam Dinamo terdapat magnet yang cukup besar, misalnya lokomotif seri CC memiliki 3 rangkaian boggie yang terdapat 6 buah dinamo besar.

Sedangkan rel yang terbuat dari material baja dapat menghantarkan medan magnet walaupun lokomotif berada pada jarak 1 km jauhnya.

Nah saat kendaraan melintas tepat di atas rel dengan kecepatan rendah, akan tetapi pengemudi tidak memindahkan rasio gigi mesin yang lebih rendah, maka putaran mesin dan koil yang ada di mobil akan mati.

Baca Juga: Telkomsel Umumkan Best Talents Program IndonesiaNEXT Season 7

Matinya mesin dan koil pada kendaraan akibat faktor dari medan magnet boggie dari Lokomotif Kereta Api yang dihantarkan oleh rel Kereta Api.

Oleh sebab itu, Bagas menegaskan pada Petugas Penjaga Perlintasan KA untuk selalu menutup pintu perlintasan KA kurang lebih pada jarak Kereta Api masih sejauh 3 km.

Sebab jika kendaraan mobil memaksa menerobos perlintasan Kereta Api dimana Kereta Api sudah mendekati jarak 1 Km, akan menyebabkan risiko mesin mobil mati.

Kereta Api tidak bisa berhenti secara cepat, karena ban dan rel terbuat dari baja, sehingga tidak ada friksi membuat kereta baru bisa berhenti sempurna sejauh 800 meter setelah direm.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat