bdadinfo.com

Mengenang 12 Pahlawan Nasional Sumatera Utara yang Menginspirasi dan Berjasa untuk Negara Indonesia - News

12 Pahlawan Nasional Sumatera Utara yang Menginspirasi  (IST/Youtube)




- Mari kita berkenalan lebih dekat dengan 12 pahlawan nasional dari Sumatera Utara yang telah meninggalkan jejak luar biasa dalam sejarah Bangsa Indonesia.

Dari perjuangan melawan penjajah hingga jasa-jasa gemilang di bidang sastra dan diplomasi, pahlawan-pahlawan dari Sumatera Utara ini telah memberikan kontribusi besar untuk kemajuan dan kejayaan negeri tercinta.

Mari kita merenungkan dan mengenang perjuangan para pahlawan Sumatera Utara yang mengilhami kita dalam mencintai tanah air dan menghargai nilai-nilai keberanian serta pengabdian.

Setiap kisah hidup mereka adalah cerminan dari semangat juang dan kecintaan tanah air yang patut kita junjung tinggi.

Baca Juga: Mengenal Profil Dr Surya Suryadi, Akademisi Asal Sumatera Barat yang Berkarir di Universitas Leiden Belanda

Berikut adalah 12 pahlawan berasal dari Sumatera Utara, yang telah rela berkorban untuk tanah air tercinta.

1. Sisingamangaraja XII

Sisingamangaraja XII, seorang raja dari daerah Toba yang sangat populer di kalangan masyarakat Batak.

Beliau dinobatkan pada tahun 1876, ketika Belanda memasuki wilayah Sumatera Utara.

Perang pecah ketika Belanda berusaha menguasai perdagangan di Bakara, dan Sisingamangaraja XII melancarkan perlawanan yang berlangsung selama bertahun-tahun.

Akhirnya, beliau gugur dalam pertempuran di Dairi dan diangkat menjadi pahlawan nasional pada 9 November 1961.

2. Tengku Amir Hamzah

Tengku Amir Hamzah, Pangeran Indra Putra, merupakan seorang sastrawan angkatan Pujangga Baru yang mengungkapkan rasa cinta tanah air melalui syair-syair indah.

Lahir pada 28 Februari 1911 di Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Utara, karya-karyanya diakui dengan anugerah satyalencana kebudayaan dan Piagam Anugerah Seni pada tahun 1969.

Baca Juga: Razia Cafe Karaoke di Padang, Satpol PP Temukan Minol Golongan B

Amir Hamzah diangkat sebagai pahlawan nasional pada tahun 1975.

3. Adam Malik

Adam Malik, seorang wakil presiden Indonesia ke-3 dan mantan menteri luar negeri serta beberapa departemen pemerintahan lainnya.

Lahir di Pematangsiantar, Sumatera Utara, pada 22 Juli 1917, Adam Malik menjadi orang Indonesia pertama yang terpilih sebagai Ketua Majelis Umum PBB ke-26, mewakili menteri-menteri luar negeri dari negara-negara ASEAN lainnya.

Ia diangkat sebagai pahlawan nasional pada November 1998.

4. Letjen TNI Jamin Ginting

Letjen TNI Jamin Ginting, seorang petinggi TNI yang berhasil mengatasi pemberontakan Nainggolan di Medan pada April 1950.

Lahir di desa Suka, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, pada 12 Januari 1921, Jamin Ginting juga berjasa menentang pemerintahan Belanda di Tanah Karo.

Beliau wafat di Ottawa, Kanada, dan diangkat sebagai pahlawan nasional pada 7 November 2014.

5. TB Simatupang

TB Simatupang, seorang pejabat Staf Angkatan Perang RI atau kasap yang menjabat hingga tahun 1953.

Lahir pada 28 Januari 1970 di Sidikalang, Sumatera Utara, dan wafat pada 1 Januari 1993 di Jakarta.

TB Simatupang diberi status pahlawan nasional pada tahun 2013 dan diabadikan pada uang logam pecahan Rp500 pada 16 Desember 2016.

6. Dr. Ferdinand Lumbantobing

Dr. Ferdinand Lumbantobing, seorang lulusan Sekolah Dokter Stovia yang menempati berbagai posisi penting dalam pemerintahan.

Lahir pada 19 Februari 1899 di Sibuluan, Sibolga, Sumatera Utara, Ferdinand Lumbantobing pernah menjadi Menteri Penerangan, Hubungan Antardaerah, dan Transmigrasi, serta menjadi pejabat sementara Menteri Kesehatan, Residen Tapanuli, dan Gubernur Sumatera Utara.

Beliau wafat pada 7 Oktober 1965 di Jakarta dan dimakamkan di desa Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah.

Namanya diabadikan sebagai nama bandara di kabupaten tersebut dan rumah sakit umum di Sibolga.

7. Zainul Arifin

Zainul Arifin, anak tunggal Raja Barus dari Sultan Ramali bin Tuanku Raja Barus Sultan Sahi Alam Pohan dengan wanita bangsawan asal Kotanopan Mandailing bernama Siti Badriah Boru Nasution.

Lahir pada 2 September 1993 di Barus, Tapanuli Selatan. Zainul Arifin aktif sebagai anggota GP Ansor tahun 1930 dan menjadi ketua cabang NU Jatinegara, Ketua Majelis Konsul Batavia, serta wakil NU dalam kepengurusan cabang dan berbagai jabatan politik dan pemerintahan.

Ia wafat di Jakarta pada 2 Maret 1963 dan diberi gelar pahlawan nasional pada 9 November 2005.

8. Mayor Jenderal TNI Anumerta Donald Izacus Panjaitan

Mayor Jenderal TNI Anumerta Donald Izacus Panjaitan, seorang pahlawan revolusi yang menjadi korban penculikan dan pembunuhan dalam peristiwa G30S/PKI.

Lahir di Balige pada 19 Juni 1925 dan meninggal di Lubang Buaya pada 1 Oktober 1965, ditemukan tiga hari kemudian.

Donald Izacus Panjaitan diberi gelar anumerta sebagai Mayor Jenderal saat upacara pemakaman secara kenegaraan.

9. Jenderal Besar Haji Abdul Haris Nasution: Ahli Perang Gerilya

Jenderal Besar Haji Abdul Haris Nasution, lahir di Kotanopan, Sumatera Utara, pada 3 Desember 1918.

Meskipun juga menjadi sasaran pembantaian G30S/PKI, dalam kasus tersebut Nasution kehilangan anak perempuannya, Ade Irma Suryani, serta ajudannya, Lettu Pierre Tendean.

Nasution dikenal sebagai ahli perang gerilya dan menulis buku tentang bidang tersebut berjudul "Fundamentals of Guerrilla Warfare," yang sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa asing dan menjadi buku wajib di Akademi Militer di beberapa negara.

Beliau juga pernah menjabat sebagai panglima Angkatan Perang, Ketua MPRS, dan Menteri Pertahanan. Nasution meninggal di Jakarta pada 6 September 2018.

10. Kiras Bangun

Kiras Bangun atau Garamata, seorang pejuang yang menentang penjajahan Belanda dengan mengumpulkan kekuatan lintas agama di Sumatera Utara dan Aceh.

Lahir di Batu Karang, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, pada tahun 1852, Kiras Bangun menggalang persatuan sebagai pasukan urung yang bertempur berulang kali dengan Belanda di Tanah Karo.

Di akhir perjuangannya, Kiras Bangun dibuang ke Cipinang bersama kedua anaknya dari tahun 1919 hingga 1926.

Beliau gugur pada 22 Oktober 1956 dan dimakamkan di Batu Karang. Kiras Bangun diberi gelar pahlawan nasional pada 9 November 2005.

11. Mayjen Purn. Haji Tengku Rizal Nurdin

Mayjen Purn. Haji Tengku Rizal Nurdin, Pangdam Bukit Barisan Selatan tahun 1997 hingga 1998 dan gubernur Sumatera Utara selama dua periode yaitu 1998 hingga 2005.

Lahir di Bukittinggi pada 21 Februari 1948 dan wafat di Medan pada 5 September 2005 dalam kecelakaan pesawat Mandala Airlines penerbangan RI 091 jurusan Medan-Jakarta.

Mayjen Tengku Rizal Nurdin diangkat sebagai pahlawan nasional pada 9 November 2015.

12. Lafran Pane

Lafran Pane, seorang tokoh pemuda yang aktif dalam berbagai pergerakan.

Lahir di Sipirok, Padangsidempuan pada 5 Februari 1922. Lafran Pane merupakan pelopor pembentukan Himpunan Mahasiswa Islam pada 5 Februari 1947.

Ia juga tokoh utama yang menentang pergantian ideologi dari Pancasila menjadi komunisme dan melopori pembentukan Ikatan Sarjana Muslim Indonesia (ISMI) dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan FKIP UGM.

Ia wafat di Yogyakarta pada 24 Januari 1995, pada usia 69 tahun, dan diangkat sebagai pahlawan nasional pada 6 November 2017.

Itulah 12 pahlawan nasional dari Sumatera Utara yang paling dikenang oleh Bangsa Indonesia.

Kisah perjuangan mereka menginspirasi dan harus tetap diwariskan kepada generasi muda untuk menghargai sejarah dan mencintai tanah air.

Semoga keberanian dan semangat mereka senantiasa membara dalam hati kita.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat