bdadinfo.com

Respon Bangsa Indonesia terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Berbagai Bidang - News

Respon Indonesia terhadap penjajahan

Imperialisme adalah suatu sistem politik yang tujuannya adalah menjajah bangsa atau negara lain demi untuk memperoleh kekuasaan dan keuntungan secara sepihak yang jauh lebih besar. Sementara yang dimaksud dengan kolonialisme adalah tindakan penguasaan atas suatu wilayah dan penduduk suatu bangsa dengan tujuan yang sifatnya militer juga ekonomi.

Penjajahan bangsa Barat dan Jepang di Indonesia adalah contoh nyata kolonialisme dan imperialisme sebab tujuan penguasaan atas sejumlah wilayah di nusantara adalah untuk memperluas kekuasaan dan mendapatkan keuntungan ekonomi. Periode panjang penjajahan di sebagian wilayah Indonesia seringkali menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan bagi rakyat Indonesia, munculnya berbagai perlawanan dari para tokoh Bangsa Indonesia membuat gambaran betapa banga kita bukan bangsa yang diam saja ketika mengalami penindasan, berbagai periode penjajahan dari bangsa Belanda yang digambarkan di garis waktu di bawah ini, semuanya memunculkan respon perlawanan dari Bangsa Indonesia.

Akibat adanya rasa-rasa tertekan yang muncul akibat diskriminasi, bangsa Indonesia mulai melakukan beberapa kegiatan sebagai respon terhadap kolonialisme dan imperialisme. Respon bangsa Indonesia dapat dilihat dari berbagai bidang. Berikut beberapa contoh dari respon bangsa yang dilansir dari laman Kemdikbud.go.id.

Baca Juga: Perbedaan Kolonialisme dan Imperialisme

Respon Bangsa Indonesia terhadap Kolonialisme dan Imperialisme dalam Bidang Politik

Adanya penjajahan dari bangsa Eropa, terutama Belanda memulai pemahaman Indonesia terhadap lepasnya dari penjajahan. Para pendahulu melakukan masa pergerakan nasional di Indonesia dengan berdirinya organisasi-organisasi pergerakan. Masa pergerakan nasional (1908-1942), dibagi dalam tiga tahap berikut.

  1. Masa penyusunan (1908 – 1920) berdiri organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, dan Indische Partij.
  2. Masa radikal/nonkooperasi (1920 – 1930), berdiri organisasi seperti Partai Komunis Indonesia (PKI), Perhimpunan Indonesia (PI), dan Partai Nasional Indonesia (PNI).
  3. Masa moderat/kooperasi (1930 – 1942), berdiri organisasi seperti Parindra, Partindo, dan Gapi. Di samping itu juga berdiri organisasi keagamaan, organisasi pemuda, dan organisasi perempuan.

Baca Juga: Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda di Indonesia

Respon Bangsa Indonesia terhadap Kolonialisme dan Imperialisme dalam Bidang Ekonomi

Pada masa Belanda, bangsa Indonesia mulai mengenal industri pertambangan dengan dibukanya kilang minyak bumi di Tarakan Kaltim oleh Belanda. Belanda membangun rel kereta api untuk memperlancar arus perdagangan. Kemudian, adanya eksploitasi di bidang ekonomi, berupa monopoli dagang VOC menyebabkan mundurnya perdagangan nusantara di panggung perdagangan internasional. Pembentukan VOC tidak ada yang menguntungkan bagi rakyat Indonesia kebanyakan. Hanya segelintir pihak yang mendapat keuntungan, yaitu elit bangsawan yang menjadi kepanjangan dan kaki tangan pemerintah Belanda maupun penguasa VOC. Berikut contoh respon perlawanan terhadap sistem monopoli dari VOC tersebut.

  1. Perlawanan Rakyat Maluku
  2. Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa terhadap Monopoli Belanda di Banten

Baca Juga: Perang Kamang Tahun 1908: Perlawanan Rakyat Atas Penindasan Belanda

Respon Bangsa Indonesia terhadap Kolonialisme dan Imperialisme dalam Bidang Sosial-Budaya

Kolonialisme dan Imperialisme Bangsa Belanda di Indonesia banyak berdampak terhadap kehidupan sosial-budaya masyarakat Indonesia, berbagai dampak tersebut antara lain:

  1. Terciptanya kelas sosial dalam masyarakat. Bangsa Eropa dianggap sebagai yang tertinggi, disusul oleh Asia Timur Jauh. Sedangkan, golongan Bumiputera sebagai warga asli mendapatkan perlakuan diskriminatif.
  2. Perubahan berbagai ritual dan tradisi kuno di istana-istana, keratin, dan masyarakat. Tradisi secara perlahan digantikan oleh tradisi pemerintah belanda.
  3. Mundurnya aktivitas perdagangan laut. Daerah Indonesia pada saat abad ke XVII masih banyak bergantung pada aktivitas di tepi laut sehingga perubahan aktivitas perdagangan berdampak pada kehidupan di pedalaman. Kemunduran perdagangan di laut secara tak langsung menimbulkan budaya feodalisme di pedalaman. Di bawah prinsip feodalisme.
  4. Respon dalam bentuk karya sastra. Karya sastra ini turut membentuk sebuah identitas nasional keIndonesiaan dengan ciri khas penulisan menggunakan Bahasa melayu, yang kelak akan digunakan sebagai Bahasa Nasional di Indonesia, yaitu Bahasa Indonesia.
  5. Respon dalam bentuk karya seni musik. Salah satu tokoh seni musik tersebut adalah seorang kelahiran Jakarta, yang bernama Ismail Marzuki. Ismail Marzuki merupakan musisi pemberontak di zamannya.

Respon Bangsa Indonesia terhadap Kolonialisme dan Imperialisme dalam Bidang Pendidikan

Awalnya, sekolah dibangun oleh Belanda untuk anak-anak Belanda. Kemudian, beberapa anak bumiputera mulai diperbolehkan untuk bersekolah. Berikut salah satu respon Indonesia dengan kemunculan sekolah-sekolah milik orang Indonesia asli, antara lain:

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat