Tahukah kalian bahwa manusia dapat mendengar karena adanya bunyi? Tujuan pembelajaran tentang bunyi dalam kurikulum merdeka ini adalah menjelaskan sifat bunyi melalui percobaan sederhana. Dan, mendemonstrasikan bagaimana sistem pendengaran manusia bekerja.
Sifat Bunyi
Garpu tala biasanya dipakai untuk menyelaraskan nada. Saat dipukul dengan keras, garpu tala akan bergetar dalam waktu cukup lama.
Jika garpu tala yang bergetar ini disentuhkan dengan air, kita dapat melihat gelombang air bergerak ke semua arah.
Hal ini membuktikan bahwa bunyi bergerak ke segala arah. Percobaan sederhana ini membuktikan bahwa bunyi bergerak ke segala arah.
Kita pun dapat mendengar suara bel sekolah tanpa melihat bendanya. Seluruh penghuni sekolah yang berada di ruangan yang berbeda-beda juga akan mendengar suara bel sekolah.
Berbeda dengan cahaya, suara membutuhkan medium untuk merambat. Bunyi dapat merambat melalui benda padat, cair, dan gas.
Benda padat adalah medium paling baik dalam merambatkan bunyi. Hal ini karena partikel-partikel penyusun pada benda padat lebih berdekatan sehingga lebih cepat menghantarkan bunyi.
Bunyi dari sebuah benda berubah bergantung pada seberapa cepat benda tersebut bergetar. Ketika benda bergetar sangat cepat, akan timbul bunyi yang tinggi. Contohnya, suara peluit dan kicau burung.
Sebaliknya, benda yang bergetar dengan lambat akan menimbulkan bunyi yang rendah. Contohnya, suara anjing menggonggong, drum, dan detak jantung kita.
Suara orang dewasa terdengar lebih rendah ketimbang anak-anak, sebab pita suara akan bertambah panjang dan besar ketika dewasa.
Karena itu, pita suara akan bergetar lebih lambat dan menghasilkan nada yang lebih rendah ketimbang suara kita saat masih kecil.
Intensitas bunyi adalah seberapa keras sebuah bunyi terbentuk. Suara yang keras, seperti
petir memiliki intensitas yang tinggi. Suara pelan, seperti suara orang berbisik atau senandung musik yang memiliki intensitas rendah.