bdadinfo.com

Marak Kasus Bullying di Indonesia, Simak Berbagai Dampaknya Terhadap Psikologis - News

 bullying di sekolah (gpointstudio via freepik.com                      )

– Seperti yang kita tahu, kasus bullying di Indonesia sangat banyak. Banyak faktor yang menyebabkan perilaku bullying, dan patah hati berdampak buruk pada jiwa korban.

Hal ini disebabkan kurangnya pendidikan dan pengawasan di lingkungan, sekolah dan masyarakat, seperti beberapa kasus yang terjadi di Indonesia saat ini.

Bullying adalah bentuk kekerasan atau penindasan yang disengaja oleh seseorang atau kelompok. Menurut Ken Rigby, seorang konselor sekolah, dalam bukunya Reducing Bullying menjelaskan bahwa bullying adalah keinginan untuk menyakiti yang dilihat dari suatu tindakan yang menyebabkan seseorang menderita. KPAI menemukan bahwa anak-anak di-bully di sekolah (87,6%).

Baca Juga: Detik-detik Prancis Bikin Timnas Maroko Pulang Kampung

Dari jumlah tersebut (87,6%), (29,9%) bullying disebabkan oleh guru, (42,1%), oleh teman sekelas dan (28,0%) oleh teman sekelas lainnya.

Bullying merupakan bagian dari kenakalan remaja dan diketahui paling sering terjadi pada masa remaja, karena pada masa ini remaja sangat egois. Dalam kasus bullying tentunya ada faktor-faktor penyebab terjadinya bullying.

Beberapa peneliti menekankan faktor-faktor yang terkait dengan intimidasi, seperti faktor demografis, faktor sosial, faktor gaya, dan kondisi hidup dan kerja.

Menurut Stephenson dan Smith, ada tiga jenis pelaku intimidasi. Tipe pertama adalah seseorang yang percaya diri, kuat secara fisik, suka agresif, merasa aman, dan umumnya disukai banyak orang.

Tipe kedua adalah kecemasan, prestasi akademik yang buruk, konsentrasi yang buruk, kurangnya popularitas, dan kepercayaan diri yang rendah. Tipe ketiga, dalam situasi tertentu pelaku bullying bisa menjadi korban perilaku bullying.

Baca Juga: Tekuk Maroko di Piala Dunia 2022, Prancis Tatap Argentina dan Inilah Jadwal Finalnya

Faktor pertama yang menyebabkan seseorang melakukan bullying antara lain masalah pribadi yang muncul di rumah atau di lingkungan yang membuat pelaku bully merasa puas dan berdaya atas dirinya sendiri dan orang lain setelahnya. Emosi saat berada di tempat atau lingkungan tersebut.

Faktornya adalah kedua penyerang itu di-bully, sehingga apa yang pernah mereka rasakan diteruskan ke orang lain yang dianggap lebih lemah dari mereka.

Faktor ketiga, munculnya kecemburuan dan ketidaksukaan terhadap hal-hal yang dilakukan atau diterima korban, seperti ketika korban terlihat lebih penting dari dirinya atau mendapatkan apa yang diinginkan pelaku.

Faktor keempat bersumber dari kepribadian yang cenderung empati dan tidak peduli dengan kebahagiaan, bahaya, dan penderitaan orang lain serta tidak terbuka dan mengungkapkan perasaan terhadap seseorang.

Oleh karena itu, kepribadian ini tidak dapat merasakan akibat yang ditimbulkan oleh perilaku yang dilakukannya. Faktor selanjutnya adalah ketidaktahuan, mencari perhatian, bahkan kesulitan mengendalikan emosi, dan masih banyak faktor lain yang mempengaruhi hal tersebut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat