bdadinfo.com

KUBE Berkah Abadi Kenalkan Gula Semut Asli Lumindai - News

SAWAHLUNTO, - Mengangkat nilai jual produk unggulan asli Desa Lumindai Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto, yakni gula aren menjadi produk yang bernilai jual tinggi, Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Berkah Abadi Desa Lumindai melakukan terobosan baru dengan memproduksi gula semut.

"Meski gula aren sudah dikenal lama kegunaan dan khasiatnya, namun keberadaan gula aren ini belum mampu mengangkat kehidupan petani penyadap aren. Masyarakat Lumindai selama ini masih terkendala dengan pemasaran dan belum memahami sepenuhnya tentang produk gula aren yang ternyata bernilai jual tinggi," ujar ketua Kube Berkah Abadi Lumindai Roynaldo kepada Haluan, Rabu 5 Februari 2020.

Hadirnya gula semut yang diproduksi Kube Berkah Abadi sebut Roynaldo, diharapkan menjadi solusi dalam pemasaran guna mengangkat nilai jual produmsi gila aren Lumindai. Jika dahulu lanjutnya, pasarnya hanya konsumsi rumahan dijadikan gula enau. Kini hadir wadah wadah pemberdayaan bagi petani penyadap aren, meningkatkan kualitas kehidupan petanu dengan menjadikan gula aren sebagai mata pencaharian bukan pekerjaan sampingan, sekaligus mendukung program one vilage one produk, serta menjadikan produk lokal menuju konsumsi dunia.

"Dengan kemasan gula semut yang praktis siap seduh dan bisa dibawa kemana saja, diharapkan mampu meningkatkan minat pasar untuk mengkonsumsinya," ujarnya.

Produksi gula aren dapat ditemui dipasaran dalam bentuj gula cetak dan gula semur. Gula cetak sebutnya, diperoleh dengan memasak nira aren hingga kentak yang kemudianmencetaknya dengan cetakan banbu atau batok kelapa sehingga berbentuk lingkaran atau mangkok. Sedangkan gula semut lanjut Roynaldo, proses pembiatannya lebih panjang, yakni sampai terbentuknya kristal - kristal gula, kemudian dijemur atau di iven hingga kadar airnya menvapai 3 persen.

Saat ini pihaknya kata Roy,  baru mampu memproduksi gula semut secara manual sebanyak 10 kg dalam seminggu, yang dikemas dalam ukuran 1/4, 1/2 dan 1 kg dengan harga per Ons Rp10 ribu.

"Kami masih terkendala rumah produksi yang belum representatif, serta belum punya mesin pengolah, sehingga hasil poduksi belum mampu secara banyak," ujarnya.

Roynaldo menilai, jika keberlangsungan produksi dan pemasaran gula aren Lumindai baik gula cetak maupun gula semut, dampaknya akan lebih luas, tidak saja terkait peningkatan ekonomi petani aren, tapi juga akan terpeliharanya pohon aren secara maksimal sekaligus dengan keberadaan pohon itu akan menjaga lingkungan dari bahaya longsor karena pohon aren merupakan tanaman penyerap air. (h/rki)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat