bdadinfo.com

Ledakan Tambang Batu Bara Sawahlunto Diduga Karena Gas Metana, Begini Penjelasannya - News

Gas metana diduga sebagai penyebab terjadinya ledakan di pertambangan batu bara Sawahlunto. (Pixabay.com/@WikiImages)


– Peristiwa ledakan baru saja terjadi di pertambangan batu bara di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, pada Jumat 9 Desember 2022 sekitar pukul 08.30 WIB pagi tadi pada lubang SD C2 atau lori 2.

Dilaporkan sebanyak 12 orang tertimbun dalam insiden tersebut. Dari jumlah tersebut, empat orang berhasil ditemukan, dua di antaranya sudah meninggal, satu orang lainnya mengalami luka parah dan dua lainnya dalam kondisi selamat namun mengalami sejumlah luka.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sawahlunto pun menyatakan bahwa saat ini tim sedang mencari delapan pekerja lainnya yang masih tertimbun.

Ledakan pertambangan batu bara Sawahlunto ini diduga akibat tingginya kandungan gas metana dalam lokasi tambang.

Baca juga: Menguak Nilai Harta Karun di Tambang Batu Bara PT NAL Sawahlunto

Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Padang, Octavianto pun membenarkan dugaan sementara terhadap penyebab ledakan di tambang batubara di Sawahlunto ini.

"Prakiraan awal, ledakan di tambang ini disebabkan oleh tingginya kadar gas Metana atau Hidrokarbon (CH4)," ujar Octavianto

Sebelum ledakan hari ini, berdasarkan catatan sejarah, pada tahun 2016 juga pernah terjadi ledakan yang diduga disebabkan oleh gas metana.

Lantas bagaimanakah tambang batu bara bisa membuat ledakan gas metana? Simak ulasan berikut ini.

Baca juga: Sebelum Beli Laptop Seken, Cek Dulu 5 Bagian Penting Ini Biar Gak Nyesel

Gas metana adalah hidrokarbon paling sederhana yang berwujud gas dengan rumus kimia CH4 dan bersifat eksplosif, yaitu mudah meledak. Gas metana ini banyak digunakan pada sumber gas tabung elpiji yang digunakan untuk menyalakan kompor gas di rumah tangga.

Ledakan gas metana bisa terjadi jika terdapat konsentrasi gas metana tertentu yang bercampur dengan oksigen di udara dan adanya kontak sumber panas dalam lokasi tambang.

Dalam buku Segitiga Eksplosif Coward karya Coward dan Jones tahun 1952 menuliskan bahwa gas metana mudah meledak di udara saat konsentrasinya berkisar 5% hingga 14%.

Baca juga: Pengguna Laptop Wajib Tahu, Ini Kelebihan dan Kekurangan Microsoft Windows

Sementara itu, seorang profesor teknik pertambangan di West Virginia University Yi Luo menerangkan bahwa gas metana yang ada di tambang bisa meledak karena adanya penumpukan gas metana, yang merupakan produk sampingan batu bara. Gas ini akan berkontak dengan sumber panas. Jika tidak ada udara yang cukup untuk mencairkan gas ke tingkat titik bawah ledakan yang dapat menghasilkan panas yang dapat meningkatkan suhu udara di dalam tambang, yang menyebabkan volume panas ini harus menyebar atau dikenal dengan istilah berekspansi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat