- Dalam era digital yang semakin maju, dunia maya telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, perlu diingat bahwa keamanan anak-anak di dunia maya tidak selalu terjamin.
Banyak predator anak dan kejahatan siber mengintai mereka yang belum sepenuhnya memahami dunia maya atau internet.
Oleh karena itu, pendampingan yang tepat diperlukan untuk melindungi mereka dari ancaman kejahatan siber atau cybercrime.
Dalam sebuah diskusi literasi digital yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Komunitas Pecinta Jaranan Rogo Sanjoyo Putro, di Nganjuk, Jawa Timur, seorang Mom Influencer bernama Novindah Sochmariyanti memberikan wawasan penting terkait perlindungan anak di dunia online.
Menurutnya, ada tiga kunci utama untuk melindungi anak-anak dalam berselancar di dunia maya.
Pertama, pentingnya memberikan pemahaman tentang informasi dan privasi kepada anak-anak. Anak-anak harus diberi bekal pengetahuan mengenai perbedaan antara informasi yang bisa mereka bagikan dengan publik dan informasi pribadi yang perlu dijaga kerahasiaannya.
Dengan pemahaman ini, diharapkan anak-anak dapat menyadari bahwa tidak semua hal harus di-share di dunia digital. Privasi merupakan hal yang sangat penting dan harus dijaga dengan baik.
Selanjutnya, kunci kedua adalah supervisi atau pendampingan terhadap anak-anak saat mereka berada di dunia maya. Pendampingan ini tidak hanya berlaku saat anak-anak bermain di dunia nyata, tetapi juga ketika mereka berselancar di dunia maya.
Baca Juga: Proyek Jalan Tembus Solok Sumbar Mangkrak Kurang Dana, Demi Kemewahan Tol Sumatera?
Melalui pendampingan ini, orang tua atau pengasuh dapat membantu anak-anak memahami etika digital dengan cepat.
Selain itu, proses ini juga memungkinkan orang tua untuk memantau dan memahami lebih baik apa yang bermanfaat dan perlu dipelajari anak, serta apa yang sebaiknya dihindari di dunia maya.
Penyiar radio bernama Danin Sibilo juga turut menegaskan pentingnya pemahaman informasi dan privasi bagi anak-anak. Kejahatan siber sering kali bermula dari bocornya data pribadi anak ke tangan orang-orang jahat yang tidak bertanggung jawab.