- Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat mengajak para pemimpin ASEAN untuk berlayar di atas kapal pinisi pada Rabu sore, 10 Mei 2023.
Pelayaran kapal pinisi itu dilakukan sebagai salah satu rangkaian acara KTT ke 42 ASEAN.
Kapal pinisi yang dikatakan sebagai "teras dunia" itu sukses membuat para pemimpin ASEAN takjub dengan keindahan Labuan Bajo.
Baca Juga: Pulau Pasumpahan: Keindahan Alam Sumatera Barat yang Tersembunyi Sajikan Panorama Pantai Memesona
Kapal pinisi adalah jenis kapal tradisional legendaris yang berasal dari Sulawesi Selatan (Sulsel).
Masyarakat Suku Bugis menggunakan kapal ini untuk mengarungi lautan nusantara hingga ke berbagai belahan dunia.
Meskipun termasuk kapal tradisional, kapal pinisi memiliki tampilan yang megah dengan sejumlah layar yang dibentangkannya.
Baca Juga: Wajib Diperhatikan, Ternyata 3 Makanan ini Bisa Merusak Ginjal, Apa Saja?
Dilansir dari laman resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), kapal pinisi pertama kali dibuat oleh putra mahkota Kerajaan Luwu bernama Sawerigading pada abad ke-14 sebagaimana tertuang dalam sebuah naskah La Galigo.
Kala itu, Sawerigading membuat kapal pinisi dari pohon Welengreng (pohon dewata) yang dikenal kuat dan kokoh.
Dikisahkan bahwa ia menggunakan kapal itu untuk mempersunting seorang gadis di Tiongkok bernama We Cudai dan menetap di sana selama beberapa waktu setelah berhasil melakukannya.
Saat ia berlayar ke kampung halamannya, kapal Sawerigading diterjang oleh badai besar.
Kapalnya pun pecah menjadi tiga bagian dan terdampar di wilayah Ara, Tanah Beru, dan Lemo-lemo di Kabupaten Bulukumba.
Pecahan kapal tersebut kemudian dirakit kembali oleh masyarakat setempat menjadi sebuah kapal yang megah dan kini dikenal dengan sebutan kapal pinisi. ***