- Dalam riwayat yang membuka lembaran sejarah, batik Jambi merefleksikan akar budaya keraton yang memancarkan keindahan motif dan warna yang begitu memesona.
Pada awalnya, batik tidak lebih dari rahasia keraton, hanya terlihat dalam lingkup istana.
Pemandangan ini tercermin dalam sejarah batik di Yogyakarta, Surakarta, dan bahkan di Jambi.
Baca Juga: Menelusuri Keindahan dan Sejarah Megah Rumah Batu Olakemang di Jambi, Rumahnya Pangeran Wirokusumo
Zaman dahulu, batik tak lain adalah pakaian istimewa yang hanya dikenakan oleh raja Melayu Jambi dan keluarga bangsawan pada upacara adat, ritual keagamaan, dan seremonial keraton.
Motif yang diterapkan sangatlah terbatas, mencerminkan seni ukir yang menghiasi rumah adat Jambi.
Meskipun begitu, derasnya aliran waktu membawa perubahan signifikan, menjadikan batik sebagai milik rakyat banyak dengan ragam motif yang begitu beragam.
Sejarah panjang batik Jambi tak terlepas dari figur penting, Haji Muhibat, yang tiba pada tahun 1875.
Ia dan keluarganya bermigrasi dari Jawa Tengah ke Kampung Tengah, Jambi
Dalam perjalanan ini, Haji Muhibat membawa harta berharga, canting dan kayu-kayu yang diolah menjadi pewarna alami batik.
Baca Juga: Mantapkan Penerapan ASB Penyusunan APBD 2024, Pemko Padang Gelar Sosialisasi dan Bimtek
Sosoknya kerap dikaitkan dengan perkembangan batik di Jambi, tetapi tak bisa diabaikan bahwa sebenarnya akar batik di Jambi telah tertanam jauh sebelumnya.
Fiona Kerlogue, peneliti yang memusatkan perhatiannya pada batik Jambi, mengungkapkan penemuan pentingnya.