bdadinfo.com

Linda Darrow, Petarung MMA Wanita Berdarah Jambi yang Berhasil Meraih Beasiswa UFC - News

Linda Darrow, petarung berdarah Jambi (ONE Championship)

- Popularitas MMA (Mixed Martial Arts) di Indonesia kian meningkat seiring banyaknya petarung asal Indonesia yang berlaga di kancah internasional.

Olahraga yang dicetus oleh aktor laga Bruce Lee tersebut telah mendunia bahkan sampai didirikan sebuah organisasi penyelenggara MMA yang bernama Ultimate Fighting Championship (UFC) yang diketuai oleh Dana White dan berlokasi di Las Vegas, Amerika Serikat.

Atlet MMA Indonesia yang sudah terjun ke ranah UFC adalah Jeka Saragih, petarung Indonesia pertama yang dikontrak oleh UFC pada Februari 2023.

Baca Juga: Intip Resep Pindang Iga Makanan Khas Palembang yang Kaya Rempah

MMA tidak hanya diikuti oleh pria saja, wanita pun juga bisa mengikutinya. Salah satu petarung wanita yang terkenal adalah Ronda Rousey dari Amerika Serikat dengan prestasi sebagai wanita pertama yang menjadi juara UFC.

Tapi kali ini kita membahas tentang petarung wanita asal Indonesia yang merupakan kelahiran Jambi. Siapa lagi kalau bukan Linda Darrow. Berikut ini adalah profil dari Linda Darrow:

Linda Darrow lahir pada tanggal 5 Februari 1990 di Jambi. Dia merupakan yang termuda dari tiga bersaudara dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang menyukai olahraga bela diri.

Baca Juga: Bergerak Cepat, Semen Padang FC Rekrut Pemain Asing Agar Bisa Lolos ke Liga 1 Musim 2024

Wanita yang sekarang berusia 33 tahun itu merupakan produk akademi Han Fighting Academy yang terletak di Solo. Linda mengambil kelas Strawweight karena memiliki berat badan 52 kg.

Ia memulai latihan bela diri ketika berusia 6 tahun, tinju 3 tahun kemudian, wushu sanda saat ia remaja dan di usia 22 tahun ia berlatih dalam disiplin menyeluruh MMA.

Saat ia berusia 8 tahun, dirinya menghadapi kehidupan yang naik turun karena keluarganya mengalami kesulitan ekonomi akibat krisis moneter yang melanda Asia pada 1997.

Baca Juga: Asal Usul Sejarah Islam di Sumatera Barat Ternyata Dibawah Pengaruh Aceh

Akibat krisis tersebut, Linda harus merasakan masa-masa sulitnya di mana almarhum ayahnya harus bekerja menjadi buruh pemotong kaca untuk lampion di Sumatera pasca pensiun dari jabatannya sebagai anggota TNI. Sedangkan ibunya bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Bahkan Linda saat itu juga merasakan kesulitan dalam konsumsi dimana selama 2 tahun dirinya tidak bisa makan nasi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat