bdadinfo.com

Perbedaan Peribahasa dan Pepatah Beserta Contohnya - News

Peribahasa dan Pepatah  (Adinda Nawangwulan)

Istilah Peribahasa dan Pepatah sering dikaitkan sejak dahulu karena bagi sebagian orang keduanya memiliki makna yang hampir nama. Guru di sekolah maupun perguruan tinggi juga sering kali mengajarkan tentang macam-macam peribahasa dan pepatah kepada kita.

Namun, meskipun keduanya sering didengar dan dikira memiliki makna yang sama, keduanya merupakan hal yang sangat berbeda.

Berikut pengertian mengenai Peribahasa menurut para ahli:

  1. Abbas (1987:iii) mengatakan peribahasa adalah suatu bentuk sastra secara lisan yang perlu dipertahankan keadirannya dalam khazanah dunia sastra.
  2. Darmaseotjipta (1984:3-4) mendefinisikan peribahasa sebagai sebuah rumusan dari kebijaksanaan masyarakat yang menunjukkan adanya sikap waspada lan eling yang berkaitan dengan moral dan kebajikan hidup yang sangat berguna untuk menghadap hidup dan kehidupan.
  3. Kamus Linguistik Edisi Keempat (2008), mendefinisikan peribahasa adalah sebuah kalimat atau penggalan kalimat yang telah membeku bentuk, makna, dan fungsinya dalam masyarakat. Biasanya peribahasa bersifat turun-temurun. Adapun kegunaannya diperuntukan untuk penghias sebuah karangan atau percakapan, penguat maksud karangan, pemberi nasihat, pengajaran atau pedoman hidup, yang mencakup beberapa hal seperti: bidal, pepatah, perumpamaan, ibarat, dan pomeo.

Baca Juga: Geguritan Bahasa Jawa: Sejarah, Ciri-Ciri dan Contohnya Deskripsi: Sebagai

Berdasarkan pengertian tersebut, peribahasa secara garis besar adalah sebuah kalimat yang isinya berkaitan dan dekat dengan masyarakat. Dalam peribahasa biasanya kalimat penggalan didalamnya membuat sebuah fungsi yang digunakan secara lisan untuk kehidupan sehari-hari. Sementara itu, pepatah masuk dalam bagian jenis dari sebuah peribahasa.

Berikut pengertian mengenai pepatah menurut ahli:

  1. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), mendefinisikan pepatah sebagai sebuah peribahasa yang mengandung nasihat atau ajaran dari orang tua. Biasanya pepatah dipakai atau diucapkan untuk mematahkan perkataan dari lawan bicara.
  2. Kridalaksana, memiliki pendapat mengenai sebuah pepatah antara lain sebagai peribahasa yang terjadi dari kalimat yang tidak lengkap. Didalamnya berisi mengenai hal-hal umum dan bukan memberikan sebuah nasehat.

Adapun contoh-contoh dari pepatah dan peribahasa antara lain sebagai berikut:

  • Tong kosong nyaring bunyinya : Orang yang bodoh biasanya banyak bualnya (cakapnya)
  • Indah kabar dari rupa: Berita yang tersebar biasanya lebih hebat daripada kenyataan yang sebenarnya
  • Alah membeli menang memakai: Meskipun harganya mahal, tetapi bisa dipakai lama karena mutunya (kualitasnya) baik.
  • Bagai pinang dibelah dua : Orang yang memiliki persamaan antara lain sikap, sifat, dan wajah.
  • Sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit : Meskipun dilakukan dengan usaha yang kecil terus-menerus pasti akhirnya akan memberikan sebuah hasil yang baik.
  • Bagaikan bumi dan langit : keadaan yang jauh berbeda seperti jarak bumi sejauh langit. Perbedaan yang sangat jauh.
  • Biar lambar, asalkan selamat : Segala sesuatu tidak boleh dilakukan secara terburu-buru
  • Ada udang di balik batu : Orang memiliki maksud tertentu

Baca Juga: Doa Setelah Salat Fardu dalam Bahasa Arab dan Latin serta Artinya

  • Air beriak tanda tak dalam : Orang yang banyak biacara biasanya tidak memiliki banyak ilmu atau pengetahuan
  • Bagai katak dalam tempurung : Orang yang memiliki pemikiran sempit biasanya hanya yakin dengan pendapatnya saja dan menutup diri untuk pendapat orang kain.
  • Air susu dibalas air tuba : Segala perbuatan baik malah dibalas dengan perbuatan yang kurang menyenangkan (perbuatan buruk)
  • Berat dipikul, ringan sama dijinjing : persahabatan yang erat, memiliki ikatan dan hubungan senang dan susah akan selalu dilewati bersama.
  • Sudah jatuh tertimpa tangga : kemalangan yang bertubi-tubi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat