bdadinfo.com

Peribahasa Jawa yang Kaya Makna dan Nilai Moral - News

Peribahasa Jawa  (Ruswanti )

Untuk dapat memahami hidup, masyarakat biasa menggunakan peribahasa atau pepatah sebagai acuan. Salah satu peribahasa yang masih digunakan hingga sekarang adalah pepatah Jawa.

Nah, peribahasa Jawa mengandung pesan dan nasihat tentang kehidupan, bahkan kaya akan nilai-nilai moral. Karenanya, peribahasa Jawa cocok dijadikan sebagai penuntun dalam bersikap.

Selain itu, kita juga dapat melestarikan kebudayaan Jawa. Berikut sejumlah pepatah Jawa yang kami pilihkan dari bola.com, yang kaya akan makna. Yuk, simak!

 

Peribahasa Jawa yang Kaya Makna

Baca Juga: Geguritan Bahasa Jawa: Sejarah, Ciri-Ciri dan Contohnya Deskripsi: Sebagai

Peribahasa Jawa
Peribahasa Jawa (Ruswanti )

  • "Mikul dhuwur mendhem jero".

Seorang anak yang menjunjung tinggi derajat orang tua.

  • "Becik ketitik, ala ketara".

Perbuatan baik akan selalu dikenali, dan perbuatan buruk nantinya juga akan diketahui juga.

  • "Dhemit ora ndulit, setan ora doyan".

Berupa doa dan harapan agar selalu diberi keselamatan, tidak ada suatu halangan dan rintangan.

  • "Kakehan gludug kurang udan".

Terlalu banyak bicara namun tidak pernah memberi bukti.

  • "Desa mawa cara, negara mawa tata".

Setiap daerah memiliki adat istiadat atau aturan yang berbeda.

  • "Adigang, adigung, adiguna".

Mengandalkan kekuatan, kekuasaan, dan kepintarannya.

  • "Sepi ing pamrih, rame ing gawe".

Melakukan pekerjaan tanpa pamrih.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat