bdadinfo.com

Geguritan Bahasa Jawa: Sejarah, Ciri-Ciri dan Contohnya Deskripsi: Sebagai - News

Geguritan Bahasa Jawa  (Ruswanti )

Apa itu geguritan? Kata geguritan, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berasal dari kata gurit, yang berarti 'syair atau sajak'. Dalam Kamus Kawi-Indonesia, gurit berarti 'goresan, dituliskan'.

Nah, geguritan adalah seni sastra puisi yang ditulis dengan bahasa Jawa, yang biasanya dilagukan dengan tembang yang merdu. Geguritan sudah ada sejak zaman dahulu.

Lebih lengkapnya, simak ulasan sejarah dan ciri-ciri geguritan, beserta contohnya!

 

Sejarah Geguritan

Baca Juga: 5 Jenis Majas Sindiran dalam Puisi (Ironi, Sinisme, Sarkasme, Satire, dan Innuendo)

Dilansir dari Pintarnesia.com, Penggurit, yakni orang yang membuat geguritan, menggunakan sastra bahasa Jawa yang tinggi dan bermajas. Awalnya, geguritan hanya dibuat oleh para pujangga dengan aturan yang terikat.

Kini, geguritan Jawa lebih bebas dan tidak terikat aturan dan bisa dibuat siapa saja. Bahkan, geguritan ini mengikuti selera masyarakat. Seperti puisi modern, geguritan dibuat berdasarkan pengalaman penulis, yang menggambarkan objek atau keadaan.

Meski bahasa yang digunakan cenderung bebas dan tidak harus menggunakan jawa krama, pemilihan kata yang indah dan tepat harus tetap diperhatikan.

 

Ciri-Ciri Geguritan Bahasa Jawa

Ciri-Ciri Geguritan Bahasa Jawa
Ciri-Ciri Geguritan Bahasa Jawa (Ruswanti )

Sementara itu, geguritan bahasa Jawa juga memiliki ciri-ciri yang khas. Yuk, simak ciri-cirinya agar lebih paham tentang geguritan. 

  • Bahasanya indah dan sopan.
  • Memiliki guru lagu, gatra, dan guru wilangan.
  • Kalimatnya memiliki kandunganan makna tertentu.
  • Ada nama pengarang yang menjadi identitas pencipta geguritan (namun, kadang juga tidak ada).

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat