bdadinfo.com

5 Jenis Majas Sindiran dalam Puisi (Ironi, Sinisme, Sarkasme, Satire, dan Innuendo) - News

Ilustrasi majas sindiran

Dalam pembuatan puisi, kita akan mengenal yang namanya majas. Majas adalah salah satu unsur puisi, yaitu bentuk gaya bahasa. Unsur puisi ini dapat didefinisikan sebagai gaya bahasa yang digunakan penulis atau penyair dalam menuliskan sebuah pesan secara imajinatif dan kiasan. Selain itu, majas dapat juga diartikan sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui gaya bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian seorang penulis. Ada berbagai jenis majas, seperti personifikasi, metafora, hiperbola, alegori, dan simile. Khusus pembahasan kali ini, kita akan membahas tentang salah satu majas tersebut, yaitu majas sindiran

Pengertian Majas Sindiran

Melansir dari , majas sindiran adalah jenis majas yang digunakan untuk menyatakan suatu hal dengan memanfaatkan frasa atau kata-kata umum, tapi bersifat menyindir dan bertujuan memperkuat arti dalam kalimat tersebut. Majas ini terbagi menjadi 4 jenis. Berikut penjelasan beserta contoh majas sindiran.

Baca Juga: Inilah Pengertian Majas, Jenis dan Contohnya yang Perlu Kamu Ketahui

  1. Majas Ironi

Ironi berasal dari kata eironeia yang berarti ‘penipuan’ atau ‘pura-pura’. Ironi digunakan untuk mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud yang berlainan dari rangkaian kata-katanya. Sedangkan, majas Ironi sendiri termasuk jenis majas sindiran yang halus dalam menyatakan pertentangan makna, menyanjung, kemudian menjatuhkan. Majas ironi dinilai berhasil disampaikan apabila pendengar memahami maksud yang tersimpan di balik kalimat tersebut.

Contoh majas ironi:

  • Bagus benar tulisanmu sampai aku tak bisa membaca.
  • Hai, baru pukul delapan, kamu sudah datang?
  • Manis benar teh ini, terlalu banyak gula rupanya.
  • Bagus benar ucapanmu sehingga menyakitkan hati.
  • Aduh rapinya tempat ini, barang-barang berantakan di sana-sini.
  • Saya tahu Anda orang yang pintar sehingga pendapat-pendapat saya tidak lagi dibutuhkan.
  • Kamu cepat sekali berpikir sampai mudah menilai orang lain.
  1. Majas Sinisme

Sinisme memiliki arti ‘suatu sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati’. Sinisme adalah bentuk sindiran yang lebih kasar dibandingkan dengan ironi. Dapat disebutkan bahwa sinisme meurpakan bentuk modifikasi dari ironi untuk menyindir sesuatu. Majas sinsime sendiri berarti majas yang berbentuk sindiran dan bersifat mencemooh atas ide atau pemikiran. Untuk lebih memahami majas sinisme, berikut beberapa contoh dari sinisme.

Contoh majas sinisme:

  • Muak aku mendengar kata-katamu.
  • Kamu sudah pandai, tak perlu nasihat lagi.
  • Anda memang orang yang sangat pintar sehingga pendapat-pendapat saya tidak ada gunanya!
  • Kamu sudah pintar, kan? Kenapa masih bertanya kepadaku?
  • Aku akan mematahkan tanganmu jika kejadian ini terulang.
  • Rambutmu kasar sekali seperti sapu ijuk.
  1. Majas Sarkasme

Majas selanjutnya, dinilai lebih kasar dibandingkan dengan majas sinisme, yaitu majas sarkasme. Kata sarkasme berasal dari sarkasmos yang diturunkan dari verba sakasein. Arti kata tersebut adalah  ‘merobek-robek daging seperti anjing’, ‘menggigit bibir karena marah’, atau ‘berbicara dengan kepahitan’. Dapat disimpulkan bahwa majas sarkasme memiliki arti ‘suatu acuan yang mengandung kepahitan dan celaan yang getir’.

Majas sarkasme dinilai sebagai majas sindiran yang paling kasar dengan pemilihan kata yang tidak sopan. Sarkasme merupakan modifikasi sinisme yang dipertajam. Perhatikan contoh di bawah ini untuk membuatmu memahami majasnya.

Contoh majas sarkasme:

  • Anda baru lulus kuliah, anak kemarin sore. Jangan sok pintar.
  • Dasar otak udang kamu.
  • Hai, monyet, mau apa kamu ke sini?
  • Cepat mandi, kambing.
  • Dasar buaya kelas teri.
  • Mulutmu seperti ular berbisa.
  1. Majas Satire

Satire berasal dari kata satira atau satura dalam bahasa Latin yang berarti campuran makanan. Majas satire adalah gaya bahasa yang menggunakan sarkasme, ironi, sinisme, atau parodi untuk mengecam atau menertawakan gagasan dan kebiasaan dalam suatu pembahasan. Dalam pembahasan tersebut, banyak siratan yang perlu dikupas oleh pembaca. Dapat disimpulkna bahwa majas satire merupakan ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu.

Satire adalah ungkapan yang mengandung kritik tentang kelemahan manusia yang secara tidak langsung menuntut adanya perbaikan. Satire juga merupakan jenis majas sindiran. Perbedaan satire dengan ketiga majas sebelumnya adalah suatu pembahasan yang mengandung sindiran beserta kritik, baik itu bersifat ironi, sinisme, atau sarkasme. Majas ini disampaikan lebih halus dan mengundang emosi yang berbeda dengan majas sebelumnya, bahkan dapat mengundang gelak tawa.

Baca Juga: Pengertian dan Contoh Majas Hiperbola

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat