bdadinfo.com

Wow! Jumlah Investor Saham Sumbar Sentuh 16 Ribu SID - News

Ilustrasi

PADANG, - Peningkatan investor saham di Sumbar sepanjang tahun 2021 sampai Agustus terus bergeliat. Bahkan, total penambahan menyentuh angka 34.390 Single Investor Identity (SID) untuk seluruh jenis investasi.

Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumbar, Early Saputra menyebutkan, investor saham dan jumlah investor ber-KTP Sumbar terus bertumbuh menggembirakan. Baik investor untuk pasar saham saja maupun untuk seluruh produk pasar modal.

Baca Juga: Sepanjang 2021, Jumlah Investor Saham Baru Bertambah 1 Juta SID

“Kondisi pertumbuhan ini menunjukkan literasi masyarakat Sumbar semakin baik, didorong oleh gencarnya edukasi yang didukung juga oleh peran media massa, perguruan tinggi dan seluruh unsur terkait,” kata Early.

Early merinci, total investor ber-KTP Sumbar hingga posisi akhir Agustus 2021 berjumlah 87.136 SID. Dibanding dengan posisi akhir Desember 2020, jumlah seluruh investor baru mencapai 52.746 SID atau naik sebanyak 34.390 SID.

Baca Juga: Public Expose Live 2021 Targetkan 44 Ribu Pengunjung Daring

Secara parsial, untuk investor saham saja Untuk investor saham saja (SID C Best), hingga akhir Agustus 2021 mencapai 41.234 SID. Jumlah tersebut naik sebanyak 15.853 SID dibanding posisi akhir Desember 2020 yang baru mencapai 25.382 SID.

Seiring peningkatan investor di pasar modal, nilai transaksi juga mengalami kenaikan cukup tinggi. Sejak Januari hingga akhir Agustus 2021, nilai transaksi mencapai Rp11,886 triliun dengan transaksi tertinggi terjadi pada Januari dengan nilai Rp2,013 triliun lebih dan Agustus Rp1,992 triliun lebih. Sedangkan nilai transaksi terendah terjadi pada Mei yaitu Rp897 miliar lebih.

Investor di Sumbar, menurut Early masih didominasi oleh Kota Padang dengan total investor sebanyak 31.554 SID dengan 20.955 SID aktif. Khusus untuk investor saham saja, sebanyak 27.247 SID dengan sebanyak 16.459 SID aktif.

Early mengasumsikan, pertumbuhan investor pasar modal di Sumbar tersebut terutama dukungan dari berbagai pihak seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perguruan tinggi, termasuk juga media massa.

Selain itu, digitalisasi juga membuat masyarakat semakin mudah mencari sumber-sumber literasi dan inklusi keuangan. Saat ini setiap hari selalu diadakan berbagai kegiatan edukasi pasar modal.

“Selain itu, Anggota Bursa juga menyediakan layanan pembukaan rekening dana nasabah (RDN) secara dalam jaringan sehingga membuat proses menjadi investor di pasar modal semakin efisien,” ujarnya.

Early melihat, situasi pandemi Covid-19 dibaca oleh masyarakat sebagai peluang besar menjadi investor untuk berinvestasi di pasar modal. Seiring meningkatnya literasi, masyarakat melihat, ada saham-saham yang harganya turun bahkan turun drastis di masa pandemi padalah bisnis perusahaan tersebut sebetulnya bertumbuh atau hanya sedikit melambat.

“Peluang ini yang kemungkinan menarik minat masyarakat masuk berinvestasi di pasar modal dan mengincar saham-saham potensial yang sedang turun harga sehingga meningkatkan jumlah investor dan nilai transaksi. Ini menunjukkan literasi masyarakat terhadap pasar modal semakin tinggi,” tutupnya. (*)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat