bdadinfo.com

Beralih ke Mesin Listrik, Industri Kilang Tebu Lawang Kantongi Efisiensi 60 Persen - News

Syafri Jamal, penerima manfaat mesin elektro motor.

HARIANHALUAN - Penggunaan mesin produksi berbasis listrik terbukti lebih menguntungkan. Pasalnya, penggunaan mesin produksi berbasis listrik memang lebih efektif, cepat, dan hemat.

Mesin ini juga bebas limbah pembuangan seperti mesin konvesional yang menggunakan bahan bakar solar.

Adalah Kelompok Tani Inovatif Tebu Serumpun yang telah membuktikan keuntungan beralih dari mesin produksi konvensional ke mesin produksi berbasis listrik. Kelompok ini merupakan penerima Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkunga (TJSL) PLN berupa 3 buah mesin elektro motor untuk 3 lokasi penggilingan tebu, dengan total bantuan sebesar Rp121.311.000.

Baca Juga: LUTD Listriki Pelosok Nagari Sungai Landia Agam

Setelah 4 bulan beralih dari mesin diesel dompeng dan menggunakan mesin elektro motor, PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumbar kunjungi salah satu lokasi pabrik Kelompok Tani Inovatif Tebu Serumpun yang bertempat di Nagari Lawang, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam Sumbar pada Senin, 8 Agustus 2022.

Hadir pada kunjungan tersebut Senior Manager Keuangan, Komunikasi dan Umum PLN UIW Sumbar Cipto Adi Sumartono, Manager Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bukittinggi Zulhamdi, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Agam Aguska, serta beberapa jajaran forkopimda.

Baca Juga: Siapkan Infrastruktur dan Stimulus, PLN Perkuat Ekosistem Sambut Mobil Listrik Dalam Negeri

Syafri Jamal, penerima manfaat mesin elektro motor mengatakan, dengan mesin elektro motor pabriknya dapat menghemat biaya operasional hingga sekitar 60%. Sebelumnya, Syafri merogoh kocek untuk pembelian BBM solar sebanyak 35 liter per minggu atau sekitar 245 ribu Rupiah, sementara kini hanya mengeluarkan biaya 100 ribu Rupiah per minggu untuk pembelian token listrik.

Efisiensi ini tentu sangat berdampak pada penghasilan industri tebu Syafri. ‘’Dengan mesin yang baru ini efisiensi yang kami dapatkan cukup besar. Sebelumnya kami harus membeli BBM solar rata-rata 980 ribu Rupiah untuk penggunaan mesin diesel dompel selama satu bulan. Dengan mesin baru hanya perlu beli token sekitar 400 ribu Rupiah setiap bulannya,’’ jelasnya.

Pabrik yang mengolah 12 ton tebu menjadi gula tebu setiap minggunya ini telah memasarkan produknya ke berbagai wilayah di Sumbar, Riau, Jambi, Palembang, dan Medan. Selain lebih efisien, menggunakan mesin electro listrik disebut Syafri menjadikan operasional di pabriknya lebih efektif sehingga anggota pabrik dapat fokus pada peningkatan kualitas untuk kepuasan pelanggan.

‘’Jadi keuntungan kami bukan hanya dari segi harga. Lingkungan pabrik juga jadi tidak berisik, sehingga komunikasi dengan anggota pabrik lebih maksimal. Kemudian tidak ada lagi pembuangan solar yang berpotensi mengotori lingkungan. Kualitas produk juga jadi lebih baik,’’ lanjut Syafri.

Disampaikan Cipto Adi Sumartono, bantuan TJSL berupa mesin electro listrik ini merupakan upaya PLN untuk mendukung ekonomi masyarakat melalui electrifying agriculture.

‘’PLN siap tumbuh bersama masyrakat dan mendukung penggunaan teknologi oleh masyarakat. Sekarang masyarakat bisa membuktikan sendiri bahwa dengan didukung energi listrik PLN, masyrakat dapat jauh lebih untung dibandingkan dengan menggunaan energi BBM,’’ jelasnya.

Cipto lantas menyampaikan bahwa PLN masih akan terus mensosialisasikan electrifying agriculture dengan peralihan mesin diesel dompeng ke mesin electro listrik di Kecamatan Matur dan sekitarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat