bdadinfo.com

Strategi BKKBN Turunkan Angka Stunting: Manfaatkan Makanan Sisa, Begini Caranya - News

Ilustrasi kol, sisa makanan ini bermanfaat mencegah stunting. (PIXABAY/Rita-Und-Mit)

- Makanan sisa yang seringkali terbuang sia-sia sebenarnya memiliki potensi untuk mendukung kecukupan gizi anak-anak serta menurunkan angka stunting, menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

BKKBN mengatakan, fakta ini menjadi sangat ironis karena pada saat yang sama, Indonesia tengah menghadapi permasalahan dengan presentase angka stunting yang tinggi.

Rizal Martua Damanik, Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN, mengemukakan bahwa jika makanan sisa dapat dimanfaatkan dengan baik, angka stunting di Indonesia tidak akan mencapai tingkat saat ini.

Baca Juga: Berhasil Kalahkan Leeds dengan Susah Payah, Manchester City Resmi Menduduki Peringkat Pertama Liga Inggris

Pernyataan tersebut disampaikan dalam kunjungannya ke Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, Sabtu, 6 Mei 2023, seperti dilansir Harianhaluan dari antaranews.com.

Damanik menambahkan, Indonesia saat ini berada pada peringkat ketiga sebagai negara penghasil limbah pangan terbanyak di dunia, setelah Arab Saudi dan Amerika Serikat.

Studi yang dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan beberapa lembaga lain menunjukkan bahwa Indonesia membuang sekitar 23-48 juta ton sampah makanan per tahun selama periode 2000-2019.

Jumlah ini setara dengan 115-184 kilogram per kapita per tahun.

Baca Juga: Tetangga Bongkar Tabiat David Yulianto Si Koboi Jalanan, Bapaknya Ternyata...

Menurut Damanik, sampah makanan terus menumpuk karena bahan makanan yang tidak diolah seringkali dibuang saat proses pemilahan.

Contohnya adalah kembang kol yang diangkut dengan truk pick-up ke pasar.

Selama pengiriman, kembang kol berpotensi tertimpa barang lain, sehingga dianggap tidak layak untuk dijual atau dikonsumsi dan akhirnya dibuang.

Damanik juga menyebut ubi jalar dan jagung sebagai contoh makanan lain yang dibuang karena ukurannya yang kecil, meskipun masih layak dipasarkan.

Selain itu, ia menyoroti kecenderungan masyarakat Indonesia untuk menyia-nyiakan makanan yang telah dimasak, seperti sisa masakan yang banyak ditemukan di restoran.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat