- Berbicara soal Sumatera Barat, tentu kita dapat mengetahui sejarah tentang Suku Minangkabau dan juga pemahaman ajaran Islam yang tersebar ke seluruh wilayah lainnya.
Dalam hal ini, kita menjelajahi ke Pulau Angso Duo, di Kota Pariaman, untuk melihat salah satu makam ulama yaitu, Syekh Katik Sangko, yang memiliki ukuran sepanjang 7 meter tersebut.
Selain itu Pulau dengan area seluas 5,13 hektar, memiliki hamparan pasir putih dan karang, sehingga menjadi tempat yang patut dikunjungi saat menikmati indahnya pantai di pulau ini.
Baca Juga: Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, Kunci Jawaban Matematika Kelas 8 Halaman 55 Kurikulum Merdeka
Nama pulau Angso Duo, diyakini berasal dari cerita masa lalu ketika Syekh Katik Sangko dan Syekh Burhanuddin, mengunjungi pulau dengan memakai baju putih, sehingga mereka kelihatan seperti seekor dua angsa.
Baju putih yang mereka kenakan, melambangkan sebagai simbol sebagai bentuk dalam kesucian terhadap keyakinan dan kepercayaan akan ajaran Islam yang sesuai dengan perintah Nabi Muhammad SAW.
Makam panglima Perang semasa Syekh Burhanuddin, ternyata sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, hingga kuburan ini paling banyak dikunjungi wisatawan yang ingin berwisata religi.
Syekh Katik Sangko, awalnya datang ke Pariaman bersama dengan Syekh Burhanuddin dari Aceh, setelah keduanya selesai mendapatkan ilmu Agama dari ajaran Syekh Abdurrauf Singkil.
Tetapi pada saat itu, Agama Islam masih belum diterima secara luas baik di Sumatera Barat, maupun di Pariaman, dan tentu saja mendapatkan penolakan keras dari masyarakat Minangkabau pada saat itu.
Setelah mereka berdua kembali ke Aceh, dan mendapatkan pembekalan dari Sang guru, akhirnya bisa dilanjutkan niat dakwah dan di Pulau Angso Duo sebagai tempat pertama kali mereka berdakwah.
Syekh Katik Sangko, dipercaya secara turun temurun sebagai sahabat dan kerabat Syekh Burhanuddin yang dimakamkan di Ulakan, Padang Pariaman (1646-1704).
Keduanya merupakan ulama Minangkabau yang memimpin gerakan Islam melawan penjajahan di Sumatera Barat.