– Pada saat perayaan hari Imlek, masyarakat etnis Tionghoa yang merayakannya di Indonesia memiliki tradisi identik seperti pernak-pernik warna merah yang mendominasi hiasan di hari Imlek, juga makanan dan kudapan khas Imlek seperti kue keranjang dan lainnya.
Tak hanya warna dan makanan khas yang lazim ditemui saat Imlek, ada pula kesenian yang identik dengan perayaan hari Imlek, yaitu Barongsai.
Dalam pertunjukannya, tarian tradisional Tiongkok ini menggunakan sarung atau kostum yang menyerupai singa. Kesenian ini memiliki nilai sejarah yang sangat panjang dan menarik untuk dikupas tuntas.
Bentuk Pertunjukan Barongsai
Pertunjukan Barongsai pada dasarnya merupakan seni pertunjukan arak-arakan, tidak menutup kemungkinan pertunjukan Barongsai berupa demonstrasi atraksi di suatu tempat.
Pertunjukan Barongsai selalu diawali dengan pernghormatan, permainan bendera, permainan Barongsai, dan penutup.
Masing-masing bagian merupakan bagian yang menyatu dan saling mendukung dikutip dari Bintang Hanggoro Putra dalam journal.unees.ac.id bertajuk ‘Fungsi dan Makna Kesenian Barongsai Bagi Masyarakat Etnis Cina Semarang.
Baca Juga: Link Live Streaming Final India Open 2023, Sayang Tak Ada Wakil Indonesia
Sejarah
Kesenian Barongsai mulai populer pada zaman dinasti Selatan-Utara (Nan Bei) tahun 420-589 Masehi. Kala itu pasukan dari raja Song Wen Di kewalahan menghadapi serangan pasukan gajah raja Fan Yang dari negeri Lin Yi.
Seorang panglima perang bernama Zhong Que membuat tiruan boneka singa untuk mengusir pasukan raja Fan itu. Ternyata upaya itu sukses hingga akhirnya tarian Barongsai melegenda hingga sekarang.
Sejarah Barongsai di Indonesia