bdadinfo.com

Gara-Gara Aturan Rumit Ini, Orang Jepang Ogah Beli Mobil - News

Ilustrasi lalu lintas Tokyo di siang hari. (Pexels.com/Charmaine)

Jepang dikenal sebagai 'rumahnya' merek-merek mobil ternama. Sebut saja misalnya Toyota, Mitsubishi, Daihatsu hingga Suzuki dan Honda. Harga per unit mobil di Jepang juga tidak mahal.

Tapi, penduduk Jepang, terutama yang tinggal di perkotaan, lebih suka menggunakan transportasi umum ketimbang mobil pribadi.

Hal itu ternyata berhubungan dengan sejumlah peraturan yang ditetapkan pemerintah setempat. Ternyata, punya mobil di Jepang betul-betul menguji ketahanan saldo di bank! Berikut ini alasannya.

Baca Juga: Gelar Promo February Rise, Wuling Tawarkan Mobil Mulai Rp8 Jutaan

Wajib punya tempat parkir

Pertama, penduduk Jepang yang ingin membeli kendaraan pribadi seperti mobil harus memiliki lahan parkir atau garasi, bisa di tempat tinggalnya, atau menyewa fasilitas garasi.

Tempat parkir yang dimiliki juga tidak bisa sembarangan. Luasnya wajib sesuai dengan mobil yang ingin dibeli. Jika menyewa tempat parkir bulanan, maka jaraknya harus cukup depat dengan tempat tinggal pemilik mobil, tidak boleh lebih dari dua kilometer.

Jika persyaratan tersebut sudah dipenuhi, maka ia bisa mengajukan pembuatan sertifikat tempat parkir.

Baca Juga: Tunggangi Mobil Baru Alfa Romeo C43, Valtteri Bottas Harap Tampil Baik di Musim Balap F1 2023

Aturan itu dibuat karena pemerintah Jepang sangat melarang warganya parkir sembarangan di pinggir jalan. Untuk memiliki mobil, warga wajib menunjukkan sertifikat tempat parkir sebagai tanda ia memang memiliki lahan parkir sendiri.

Karena itu, tak ada pemandangan jalan umum di Jepang yang tampak zigzag gara-gara mobil yang diparkir seenaknya.

Biaya parkir mobil tidak murah

Dilansir dari situs Japan Experience pada hari Jumat, 10 Februari 2023, tarif parkir mobil di Jepang dihargai dengan 100 yen atau Rp11.500 per 15 sampai 30 menit.

Baca Juga: Beredar Foto Penampakan Diduga Mobil Listrik Milik Esemka

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat