bdadinfo.com

Mahfud MD Tegaskan Persoalan Korupsi Bukan dari Penegakan Hukum, Tapi dari… - News

Mahfud MD saat menjelaskan persoalan korupsi di kantor Kemenko Polhukan RI

- Menko Polhukam, Mahfud MD menjelaskan alasan kenapa indeks persepsi korupsi (IPK)  Indonesia anjlok, bahkan terburuk semenjak era reformasi.

Menurut Mahfud MD persoalan kenapa IPK itu naik bukanlah pada penegakan hukum kasus korupsi. Namun menurutnya persoalan korupsi terlatak pada birokrasi.

“Berdasar hasil uraian itu semua, korupsi itu terjadi pada sektor pelayanan publik, birokrasi. Bukan pada penegakan hukum korupsi,” ucap Mahfud MD dikutip dari kanal Youtube Kemenko Polhukam RI, Selasa 21 Februari 2023.

Baca Juga: Berikut Ciri-Ciri Wanita Mudah Selingkuh yang Wajib Anda Ketahui Sebelum Menjalin Hubungan

Dari keterangan mantan hakim MK itu menyebut, bahwa untuk penegakan hukum korupsi mengalami kenaikan, dari 22 menjadi 24, demokrasi naik dari 23 menjadi 24.

Persoalan korupsi pada birokrasi terjadi pada proses pembayaran, contohnya adalah dalam pengadaan proyek. Dimana dari keterangannya ada negosiasi pembayaran yang dilakukan dibalik meja.

Hal tersebut terjadi pada banyak kasus, seperti promosi jabatan, mengikuti sekolah pemerintahan dan lain-lainya yang berkaitan dengan facilitating payment, bahkan dalam pembuatan undang-undang.

“Korupsi poliitk, pembuatan undang-undang tadi yang saya jelaskan. Disini pembuatan undang-undang pakai suap menyuap juga,” jelas Menko Polhukam RI itu.

Baca Juga: Minim Perencanaan, Gembar-gembor Desa Wisata Hanya untuk Kejar Penghargaan ADWI?

Baca Juga: Budiman Sudjatmiko Akui Pernah Naksir Sama Megawati

Guru besar hukum tata negara Universitas Islam Indonesia itu juga menbandingkan hasil survei TII dengan Litbang Kompas, dimana pada penegakan hukum sama mengalami kenaikan periode Oktober 2022 dan Januari 2023.

Sebelumnya, Transparency International (TII) mengumumkan indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia. Dimana skor Indonesia mengalami penurunan ke angka 34, yang sebelumnya barada pada angka 38.

Jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Asean, seperti Malaysia dan Timor Leste serta Vietnam, Indonesia jauh tertinggal.

Skor IPK Malaysia berada pada angka 47 pada tahun 2022 sedangkan Timor Leste berada pada angka 42 di tahun yang sama. Berdasarkan peringkat di Asean, Indonesia menempati posisi ketujuh dari 11 negara.

Menanggapi hal tersebut, Mahfud MD merasa terpukul, pasalnya IPK Indonesia biasanya tiap tahun mengalami kenaikan. Namun tahun 2022 malah anjlok ke angaka 34.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat