- Kunci jawaban berikut dikutip dari Bahasa Indonesia Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK karya Suherli, dkk. edisi revisi 2017 Kurikulum 2013.
Kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 11 Kegiatan 2 Tugas halaman 95 96 ini memuat materi tentang mengidentifikasi kaidah kebahasaan dalam teks ceramah.
Kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 11 Kurikulum 2013 ini pun menjadi bahan evaluasi untuk menelaah tingkat pemahaman siswa tentang materi tersebut.
Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 213 Kurikulum 2013 Tugas Tokoh dalam Teks Biografi
Kegiatan 2 Kaidah Kebahasaan dalam Teks Ceramah
Tugas
1. a. Cermatilah kembali sebuah teks ceramah yang telah kamu baca/ simak.
b. Secara berkelompok, identiikasilah kaidah-kaidah yang ada pada teks tersebut.
c. Catatlah hasilnya dalam format laporan seperti berikut.
Topik: Perbedaan sikap berbahasa di sekolah
Penceramah: Sumber teks ceramah halaman 86-88 Bahasa Indonesia XI dari E. Kosasih
Tempat/waktu : Tidak diketahui
Kaidah Kebahasaan | Contoh |
a. Kata ganti orang pertama | Sangat beruntung, sekolah (saya) itu masih memiliki kelompok siswa yang peduli terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar |
b. Kata ganti orang kedua (sapaan) | (Saudara-saudara) yang baik hati, suatu ketika saya melihat beberapa orang siswa asyik berjalan di depan sebuah kelas dengan langkahnya yang cukup membuat orang di sekitarnya merasa bising. |
c. Kata sambung sebab akibat | Saya melihat ketidakberesan mereka berbahasa, antara lain, (disebabkan) oleh kekurangwibawaan bahasa Indonesia itu sendiri di mata mereka. |
d. Kata sambung temporal | Ia (kemudian) nyeletuk, “Gua apa: Gua Selarong atau Gua Jepang?” Beberapa siswa yang mendengarnya tertawa kecil. |
e. Kata-kata teknis | Intensitas para siswa dalam memahami literatur-literatur ilmiah sesungguhnya merupakan sarana efektif dalam mengakrabi ragam (bahasa baku). |
f. Kata kerja mental | Tak menyangka, salah seorang siswa di samping saya juga (memperhatikan) percakapan mereka. |
g. Kata-kata persuasif | Hadirin yang berbahagia, kalangan terpelajar dengan julukan hebatnya sebagai “tulang punggung negara, harapan masa depan bangsa” (seharusnya) tidak larut dengan kebiasaan seperti itu. |