- Indonesia adalah negeri yang kaya akan warisan budaya dan sejarah yang mendalam.
Salah satu dari banyak cerita menarik yang mencirikan warisan nenek moyang kita adalah kajian tentang Batu Batikam serta peran dua tokoh penting dalam sejarah Minangkabau.
Di balik lapisan-lapisan waktu dan mitos yang terjalin, terdapat kisah-kisah yang menyentuh dan mengungkap bagian penting dari identitas kita.
Baca Juga: Ngamuk Jika Tidak Diberi Uang, Pengemis Modus Bersihkan Kaca Mobil di Pekanbaru Diamankan
Situs ini memperlihatkan bukti kehadiran dua tokoh penting, yaitu Datuk Perpatih Nan Sabatang dan Datuk Ketumanggungan, dalam sejarah Minangkabau.
Keduanya memiliki peran sebagai pendiri dua keselarasan, yakni Bodi Caniago dan Koto Piliang.
Meskipun bukan Raja Minangkabau, Datuk Parpatih Nan Sabatang dan Datuk Ketumanggungan memiliki peran signifikan sebagai pemimpin masyarakat dan perumus adat dalam masyarakat Minangkabau saat ini.
Baca Juga: Haji Uma Murka Pemuda Aceh Dibunuh Oknum Paspampres: Tindakan Biadab!
Mereka adalah saudara seibu namun berbeda ayah. Kedudukan mereka dalam masyarakat Minangkabau, yaitu sebagai penyusun Adat Koto Piliang dan Adat Bodi Caniago, jauh lebih dihormati daripada kedudukan seorang Raja.
Dalam penelitian sejarah oleh Pitano, disimpulkan bahwa tokoh adat Datuk Perpatih Nan Sabatang dan tokoh Dewa Tuhan Parpatih yang terdapat pada arca Amogapasa adalah tokoh yang sama.
Prasasti pada arca itu menghubungkan tokoh Dewa Tuhan Parpatih dengan Raja Adityawarman dan menunjukkan bahwa tokoh Dewa Tuhan tersebut adalah tokoh penting dalam pemerintahan.
Baca Juga: Canggihnya Alat Pengecoran Jalan Tol ini, 1 Km Bisa Beres Kurang dari Enam Jam Saja!
Pendapat ini menyatakan bahwa tokoh Dewa Tuhan pada prasasti di Padang Candi adalah sama dengan Datuk Parpatih Sabatang.
Jika pandangan ini benar, maka bisa diterima bahwa Datuk Perpatih Nan Sabatang adalah tokoh historis dalam sejarah Minangkabau, terbukti dengan peninggalan sejarah berupa prasasti yang ada.